Listrik Mati Massal di Jawa Bukan Kali Pertama, Tahun Lalu pun Terjadi

Pingit Aria
5 Agustus 2019, 11:40
Petani membakar lahan dengan latar belakang Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (Gitet) transmisi Jawa bagian timur dan Bali di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (5/9). Sejumlah daerah di Jawa Timur dan Bali mengalami pemadaman listrik sementara akibat ganggua
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petani membakar lahan dengan latar belakang Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (Gitet) transmisi Jawa bagian timur dan Bali di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (5/9). Sejumlah daerah di Jawa Timur dan Bali mengalami pemadaman listrik sementara akibat gangguan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) Paiton-Grati, Paiton-Kediri dan PLTU Pacitan.

Perempuan yang baru beberapa hari memimpin PLN ini menambahkan, "Setelah itu September 2018 terjadi parsial di Grati area Paiton, saat itu terjadi tegangan ekstra tinggi. Jadi kalau dilihat dari kurun waktu, Alhamdulillah ini tidak sering ya."

PT PLN (Persero) melakukan pemadaman listrik di sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim) dan Bali pada 5 September 2018. Prosedur itu dilakukan untuk menghindari mati listrik yang lebih luas setelah suplai listrik sebesar 70 KV dari PLTU Paiton mengalami gangguan.

Manager Komunikasi Hukum dan Komunikasi PLN Distribusi Jawa Timur, Dwi Suryo Abdullah saat itu mengatakan bahwa pemadaman terjadi pada hari ini dilakukan selama 3 jam, mulai pukul 11.00 WIB.

(Baca: Datangi Kantor PLN, Jokowi Minta Listrik Mati Tidak Terulang Lagi)

Masih di Jawa Timur, pemadaman listrik kembali terjadi pada 8 November 2018 di Madiun, Caruban, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Trenggalek hingga Pacitan. Penyebabnya adalah sambaran petir pada transmisi 150 KV dari Kediri ke Manisrejo (Madiun). Akibatnya, isolator pada dua tower pecah sehingga aliran listrik ke gardu induk 70 KV yang diambil dari GI 150 KV Manisrejo tidak bisa beroperasi.

Kemudian, pada 18 Agustus 2005, pasokan listrik di Jawa-Bali juga pernah terganggu. Penyebabnya adalah kerusakan jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Saguling, Cibinong, dan Cilegon. Ini membuat sistem kehilangan pasokan hampir 50%. 

Hitungan PT PLN (Persero) kala itu, pemadaman listrik dirasakan oleh 120 juta pelanggan. Di daerah Jakarta dan Banten, mati lampu memang 'hanya' dirasakan sekitar 3 jam. Namun, pemulihan untuk seluruh Jawa-Bali membutuhkan waktu hingga 24 jam. 

Insiden itu sampai mendapat perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada 22 Agustus, SBY menggelar rapat dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Kapolri Sutanto, dan Kepala BIN Syamsir Siregar. Hasilnya, pemerintah menegaskan bahwa pemadaman massal kala itu murni terkait masalah teknis, tidak terkait dengan aksi sabotase atau terorisme. 

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...