Jumlah Blok Migas Terus Turun ke Titik Terendah 10 Tahun Terakhir
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat ada penurunan blok migas dalam beberapa tahun terakhir dan menyentuh level terendah dalam 10 tahun terakhir. Ini karena beberapa blok migas dikembalikan ke pemerintah.
Dari data SKK Migas, jumlah blok migas tahun 2018 hanya 216. Padahal, tahun 2009 mencapai 228 blok migas. Dalam waktu 10 tahun itu, ada peningkatan sejak 2009 hingga 2013. Tahun 2013 mencapai titik tertinggi 321 blok migas.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan meski ada penurunan, tapi jumlah blok eksploitasi meningkat. Tahun 2018 mencapai 88 blok migas, tahun 2009 hanya 67 blok.
Di sisi lain, blok migas eksplorasi menurun jadi 91 di tahun 2018. Sedangkan 10 tahun lalu bisa 141 blok migas. Sedangkan blok migas nonkonvensional meningkat jadi 37 dari 20.
Wisnu mengatakan berkurangnya blok eksplorasi karena tidak menemukan cadangan ekonomis sehingga dikembalikan. Selain itu, pengurangan biaya eksplorasi karena naik pangkat jadi eksploitasi.
Pengurangan jumlah blok migas itu menurut Wisnu juga tak berpengaruh ke produksi. “Tidak berdampak ke produksi dan cadangan di tahun berjalan 2019,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (8/2).
(Baca: 10 Blok Migas Berpotensi Besar Hasilkan Cadangan Jumbo)
Adapun, target produksi siap jual (lifting) migas 2.025 ribu boepd. Itu meningkat dari realisasi tahun 2018 sebesar 1.917 ribu boepd.