Buku Neraca Terbit, Indonesia Akan Alami Defisit Gas Tahun 2025

Anggita Rezki Amelia
1 Oktober 2018, 20:46
Ambil Alih Lapangan Migas Blok Mahakam
Arief Kamaludin|KATADATA
ilustrasi.

Skenario kedua dan ketiga belum memperhitungkan produksi Blok Masela dan East Natuna. Ini karena kedua blok tersebut berproduksi tahun 2027. Adapun, kondisi pasokan gas bumi pada 2018-2027 rata-rata mencapai kurang lebih 8.000 mmscfd yang ditopang proyek yang akan berjalan ke depan diantaranya proyek Blok A di Aceh, Jambaran Tiung Biru, Merakes, Tangguh Train 3, dan Blok Kasuri.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan meskipun terjadi defisit neraca gas pada skenario dua dan tiga, namun hal tersebut belum tentu impor. Ini karena tidak semua daerah mengalami defisit.

Kementerian ESDM membagi enam regional yang membutuhkan gas. Enam wilayah ini dibagi berdasarkan konektivitas infrastruktur gas antara satu wilayah dengan wilayah yang lain.

Regional I meliputi wilayah Aceh dan Sumatera Bagian Utara. Regional II yang terdiri dari Sumatera Bagian Tengah, Sumatera Bagian Selatan, Kepulauan Riau, Natuna dan Jawa Bagian Barat. Regional III meliputi wilayah jawa Bagian Tengah. Regional IV meliputi jawa bagian Timur. Regional V meliputi Kalimantan dan Bali, dan regional VI meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Dengan skema itu, maka jika tahun 2025 regional III mengalami defisit, gas bisa dipasok dari wilayah Surabaya, yakni di regional IV melalui pipa Gresik-Semarang. Dengan begitu tidak perlu sampai membuka keran impor. “Tergantung regional,” kata Arcandra, di Jakarta, Senin (1/10).

Namun apabila seluruh regional mengalami defisit, mau tak mau pemerintah akan membuka keran impor. "Kalau itu tidak cukup juga dan sudah habis di mana-mana ya impor, tapi kan itu tak tahu kapan, kan IDD dan Masela bisa berkembang," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto.

Adapun untuk memenuhi pasokan dalam negeri yang berkurang, Djoko mengaku pihaknya akan berupaya untuk menemukan cadangan migas baru. "Kalau ke depan masih ada defisit, pasokan dari proyek potensial ditemukan lagi, kita lagi eksplorasi," kata dia.

(Baca: Pemerintah Cermati Penyebab Defisit Neraca Migas)

Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong menyambut baik neraca gas bumi tersebut. Ini karena pemerintah memberi ruang untuk menerapkan tiga skenario terhadap kebutuhan gas di masa depan. "Saya melihat ini positif membuka banyak ruang diskusi," ujar dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...