Pertamina Bantah Ada Margin Jual Pertalite
PT Pertamina (Persero) membantah adanya margin dari menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite. Malah, dengan harga saat ini, perusahaan pelat merah itu merugi akibat menjual bahan bakar beroktan 90 tersebut.
Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan perusahaannya merugi sekitar Rp 418 per liter akibat menjual Pertalite. “Masih rugi kok ada margin,” ujar dia kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu.
Menurut Iskandar, kerugian itu juga bisa dilihat dari harga yang dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina. Di SPBU milik BUMN itu, harga Pertalite hanya Rp 7.800 per liter. Harga itu lebih rendah daripada SPBU swasta yang juga menjual BBM beroktan 90.
Untuk BBM RON 90 keluaran Total yakni Performance 90 dijual sebesar Rp 8.400 per liter. Kemudian Regular yang merupakan produk Shell, dijual Rp 8.500 per liter. Adapun Vivo menjual Revvo 90 seharga Rp 8.500 per liter.
Jadi, Iskandar mengatakan apabila, Pertamina menjual Pertalite dengan harga keekonomian saat ini juga masih lebih murah daripada SPBU swasta yang ada di Indonesia. “Kan masih murah. Tanya dong hitungan harga Shell, Vivo atau Total,” ujar dia.
Seperti diketahui, sejak awal tahun hingga kini, Pertamina sudah menaikkan harga Pertalite dua kali. Pertama, pada 20 Januari 2018 sebesar Rp 100 per liter. Kedua, akhir Maret sebesar Rp 200 per liter.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mengatakan Pertamina tidak akan merugi dari jual Pertalite. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan selama ini Pertamina bisa mendapatkan margin batas bawah sebesar 5% dan margin batas atas 10% dari menjual BBM non subsidi.
(Baca: Kementerian ESDM Tak Percaya Pertamina Rugi Jual Pertalite)
Dengan margin sekitar itu, dalam 20 hari Pertamina dinilai sudah balik modal dalam menjual Pertalite. “Mana ada dia rugi,” kata Djoko di Jakarta, Kamis (12/4).