7 Bank Siap Beri Pinjaman Inalum untuk Akuisisi Freeport

Image title
13 April 2018, 17:08
Freeport
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Area pengolahan mineral PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua.

Direktur Utama PT Indonesia Asaham Alumunium (Inalum) Budi Gunadi Sadikin menyatakan sudah ada tujuh bank yang siap memberi pinjaman untuk mengakuisisi PT Freeport Indonesia. Akuisisi dilakukan dengan membeli hak kelola Rio Tinto sebesar 40 persen di Freeport Indonesia.

Budi memastikan bank-bank yang siap memberi pinjaman tersebut sudah menyetujui persyaratan yang harus mereka penuhi. Sayangnya dia masih belum mau mengungkapkan nama-nama tujuh bank tersebut.

Tanpa menyebutkan angka pasti, dia mengatakan dana yang dibutuhkan untuk mengakuisisi Freeport Indonesia sangat besar. Makanya, holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan ini sangat membutuhkan dukungan pendanaan melalui sindikasi beberapa bank.

"Tiap bank ada limitnya, per proyek berapa. Jadi harus bareng-bareng (sindikasi)," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jumat (13/4). (Baca: Beli Hak Kelola Rio Tinto di Freeport, Inalum Siapkan Opsi Obligasi)

Meski tak mau menyebutkan nama banknya, ia membocorkan bank-bank tersebut berasal dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, bank plat merah yang tergabung dalam himpunan bank milik negara (Himbara) siap ikut serta. Sedangkan bank luar negeri, bank asal Jepang dinilai Budi bisa dipinjam karena memiliki bunga yang rendah.

Meski begitu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengaku belum mendengar rencana Inalum meminjam dari bank asal Jepang. Menurutnya, jika dana Inalum tidak cukup, maka opsi awalnya adalah melalui pinjaman yang dimulai dari Bank Himbara dulu.

"Kalau arahan dari kami, equity dana cash sendiri, kedua pinjaman Himbara, baru kemudian ketiga obligasi atau apa. Tergantung dari jumlahnya," ujarnya yang ditemui pada kesempatan yang sama. 

(Baca: Inalum: Harga Saham Freeport Tak Jauh dari Taksiran Deutsche Bank)

Fajar mengatakan hingga saat ini perhitungan nilai valuasi hak partisipasi Rio Tinto belum final. Nilainya masih harus dibahas dalam rapat tiga menteri, yaitu Menteri BUMN, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"(Rapat) ini yang sedang dijadwalkan. Akhir minggu ini atau pokoknya kapan bisa bertemu bareng," kata Fajar.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...