Enam Jual-Beli Gas Diteken, Penerimaan Negara Tambah Rp 66 Triliun
Di sisi lain, pasokan gas untuk kebutuhan domestik memang terus meningkat dari waktu ke waktu. Dalam periode 2003 sampai 2016, pasokan gas untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen per tahun.
Sementara hingga akhir Februari tahun ini, realisasi pasokan gas untuk domestik sudah mencapai 58,5 persen dari total pasokan gas. “Artinya pasokan gas untuk domestik sudah lebih besar dari ekspor,” kata Amien.
Pembangunan infrastruktur gas harus dipercepat untuk mengoptimalkan pasokan gas bumi bagi pembeli dalam negeri. Dengan adanya infrastruktur gas inilah penyerapan gas dari lapangan-lapangan migas oleh sektor-sektor yang memerlukan dapat dimungkinkan. (Baca: Pemerintah Butuh Rp 643 Triliun Bangun Infrastruktur Gas)
Berikut ini detail enam perjanjian jual-beli gas bumi
No | Penjual | Pembeli | Peruntukan | Bentuk Perjanjian | Waktu Kontrak | Jumlah Penyerahan Harian (JPH) |
1. | Tangguh PSC | PT PLN | Pembangkit Jawa 1 | Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) | ± 16 tahun(2020-2035) | 16 kargo/tahun |
2. | ConocoPhillips (Grissik) Ltd | Perusahaan Gas Negara | Industri di Dumai & Pekanbaru | PJBG | ± 5 tahun(2018-2023) | 8 ramp up 37 BBTUD |
3. | EMP Bentu Limited | Pertamina | Jaringan Gas Rumah Tangga di Pekanbaru | PJBG | ± 15 tahun (2016-2020) | 0,2 MMSCFD |
4. | EMP Bentu Limited | Perusahaan Daerah Tuah Sekata | Kelistrikan | Amendemen PJBG | ± 16 tahun (gas tambahan 2016-2021) | Dari 3 BBTUD jadi 6 BBTUD |
5. | Petrogas Basin | PT Malamoi Olom Wobok | Listrik dan Lifting | Amendemen PJBG | ± 4 tahun (gas tambahan 2017-2020) | 8 MMSCFD |
6. | PetroChina International Jabung Limited | PT Gemilang Jabung Energi | Listrik di Tanjung Jabung Barat | PJBG | ± 5,5 tahun (2017-2023) | Tahun ke-1 dan 2 sebesar 2 BBTUD. Tahun ke-3 5 BBTUD |