Ditegur Luhut, PLN: Penunjukan Langsung Proyek Listrik Jawa 5 Sah

Miftah Ardhian
9 September 2016, 14:21
PLTU Suralaya
Arief Kamaludin|KATADATA

Manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menegaskan, penunjukan langsung anak usahanya yaitu PT Indonesia Power untuk membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 5 tidak akan bermasalah. Padahal, langkah tersebut mendapat teguran dari Pelaksana tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Panjaitan.

Penunjukan langsung tersebut juga tidak sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025 yang mewajibkan proses lelang. Namun, Direktur Utama PLN Sofyan Basir berdalih, penunjukan langsung Indonesia Power itu merupakan kebijakan PLN untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik Jawa 5.

Menurut dia, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 4 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan dapat menjadi dasar penunjukan langsung tersebut. Dengan begitu, keputusan tersebut tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari. (Baca: Indonesia Power Garap Pembangkit Jawa 5, Luhut Tegur PLN)

"Semata-mata ini dalam rangka percepatan. Jawa-5 ini kemarin gagal tendernya. Dengan adanya perpres (peraturan presiden) yang bisa menunjuk anak perusahaan, kami tunjuk (Indonesia Power)," ujar Sofyan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (9/9).

Sofyan menambahkan, upaya percepatan ini perlu dilakukan karena lelang sebelumnya gagal mendapatkan pemenang proyek tersebut. Sedangkan jika PLN kembali membuka proses lelang maka Sofyan yakin PLTU Jawa 5 tidak akan bisa mencapai target waktu operasi atau Comercial Operation Date (COD) pada 2019 mendatang. 

Di sisi lain, Indonesia Power bakal memiliki mayoritas saham di Proyek Jawa 5, yaitu minimal 51 persen. Artinya, Sofyan mengatakan, pembangkit tersebut sama saja milik PLN. Adapun mitranya, Indonesia Power akan menunjuk perusahaan asal Jepang. (Baca: PLN Tunjuk Indonesia Power Garap Pembangkit Jawa 5)

Namun, dia masih enggan menyebutkan nama perusahaan tersebut. Yang jelas, perusahaan itu bisa memberikan harga paling murah. "Jepang ini juga dipilih untuk keseimbangan. Di Jawa ini sudah paling banyak dari Cina yang membangun. Jadi ini kita masukkan Jepang satu," ujar Sofyan. 

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...