Serapan Gas Kurang, PLN Salahkan Penurunan Produksi Migas

Arnold Sirait
22 Juli 2016, 13:16
PLN
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Sebelumnya, Kepala Bagian Humas SKK Migas Taslim Z. Yunus mengungkapkan, penyerapan gas untuk sektor kelistrikan masih di bawah nilai kontrak karena gas hanya digunakan sebagai pembangkit peaker oleh PLN. Artinya, ketika mencapai beban puncak dan sumber bahan baku utama seperti air atau batubara bermasalah, baru pembangkit itu memakai gas.

Di sisi lain, sistem yang digunakan kebanyakan take or pay. Dengan sistem tersebut, PLN harus membayar kepada pemasok gas meski gas tersebut belum dipakai. Tapi pemasok harus siap setiap saat jika PLN membutuhkan gas.

Sistem ini digunakan dalam kontrak antara CNOOC dengan PLN. Dalam kontrak tersebut, CNOOC harus mengalirkan gas sebanyak 80 mmcsfd. Tapi realisasinya hanya 72 mmscfd. “Sejak tahun pertama produksi, yakni 2006. CNOOC menerima take or pay dari PLN itu US$ 86 juta,” kata dia, pekan lalu. (Baca: CNOOC Akan Jual Hak Kelola Blok South East Sumatera)

Selain sektor kelistrikan, penyerapan untuk transportasi Berbahan Bakar Gas (BBG), realisasinya juga masih di bawah kontrak, hanya 3,78 bbtud dari 8,50 bbtud. Penyerapan gas kota juga hanya 3,13 bbtud, padahal targetnya 3,51 bbtud. Adapun realisasi lifting minyak cuma 206,20 bbtud, dengan target 321,05 bbtud.

Begitu pula dengan penyerapan industri sebesar 1.510,91 bbutd dari target sebesar 1.814,76 bbtud. Sedangkan penyerapan untuk pupuk sebesar 718,09 bbtud dari target 758,76 bbtud. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...