Repsol Dua Kali Mengebor Blok Sakakemang Demi Pastikan Cadangan Migas

Image title
3 September 2020, 12:34
blok migas, cadangan minyak, cadangan gas
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi Repsol di acara IPA Convention and Exhibition (Convex) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019). Repsol bakal mengebor kembali Blok Sakakemang.

Repsol memulai kembali pengeboran sumur di Kaliberau 2 (KBD-2X) Blok Sakakemang. Pengeboran kedua itu dilaksanakan untuk memastikan temuan cadangan migas.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyampaikan tajak sumur re-entry KBD2X telah dimulai pada Minggu (30/8). Dalam uji ulang tes produksi itu, Repsol menggunakan teknik Drill Stem Test (DST).

"Semoga dalam waktu 16 hari sudah rampung," ujar Kepala Humas SKK Migas Wilayah Sumbagsel Andi Ari Pangeran kepada Katadata.co.id, Kamis (3/9).

Sedangkan pengeboran sumur di Kaliberau 3 (KBD-3X) rencananya dimulai pada Desember tahun ini. Pasalnya, rig untuk pengeboran digunakan terlebih dahulu untuk uji coba produksi sumur KBD-2X.

"Saat ini penyiapan lahan dan konstruksi untuk pengeboran (KBD-3X) sedang berjalan," kata dia.

Sebagaimana diketahui, Repsol sebelumnya telah melakukan pengeboran sumur KBD-2X yang ditajak pada 20 Agustus 2018 . Dari hasil pengeboran, ditemukan potensi cadangan gas baru mencapai 2 trillion cubic feet (TCF) di wilayah Blok Sakakemang.

Namun, Repsol hanya mengajukan sertifikasi cadangan sebesar 1 TCF dari potensi cadangan terbukti. Jika Repsol ingin mengajukan sertifikasi 2 TCF, maka perusahaan asal Spanyol tersebut harus melakukan pengeboran kembali untuk membuktikan ada tambahan cadangan.

Repsol menggambarkan penemuan Blok Sakakemang sebagai penemuan gas terbesar di Indonesia dalam 18 tahun terakhir. Perusahaan itu juga mengklaim penemuan di Blok Sakakemang sebagai penemuan cadangan gas terbesar keempat dunia dalam dua tahun terakhir.

Adapun jumlah cadangan gas Indonesia dari tahun ke tahun cenderung menurun. Pada akhir 2018, cadangan gas terbukti sebesar 96,06 TCF. Angka itu turun 10,5 persen dibandingkan cadangan gas terbukti pada 2009.

Sedangkan cadangan gas potensial Indonesia sebesar 39,49 TCF pada akhir 2018, turun 24,5 persen dibandingkan posisi pada 2009. Penurunan cadangan gas tersebut seiring minimnya kegiatan eksplorasi migas di tanah air.

Pemerintah terus mengupayakan eksplorasi dengan mengajak para investor untuk melakukan studi bersama. Harapannya agar wilayah kerja baru dapat ditemukan guna meningkatkan cadangan yang makin menipis.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...