Bukit Asam Genjot Proyek Hilirisasi Batu Bara
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bakal menggenjot proyek hilirisasi batu bara dan sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan asing. Targetnya, tahun depan pengerjaan teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC) dapat mulai berjalan.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan langkah ini sesuai dengan arahan pemerintah. Produk pertambangan mineral dan batu bara (minerba) harus memberi nilai tambah bagi perekonomian domestik.
Arviyan mengakui selama seabad perusahaan beroperasi, produknya kerap dipakai untuk pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU yang berpolusi tinggi. “Tidak memberi nilai tambah,” kata dia dalam diskusi virtual Tempo Energy Day, Rabu (21/10).
Karena itu, perusahaan akan terjun ke bisnis hilirisasi, yaitu gasifikasi batu bara yang menghasilkan dimethyl ether alias DME. Produk ini harapannya dapat menekan impor elpiji yang kerap membebani keuangan negara.
Arviyan sebelumnya menyebut hilirisasi menjadi langkah tepat agar perusahaan tambang dapat bertahan di tengah transisi energi. Pengembangan energi baru terbarukan secara global saat ini meningkat pesat menggeser posisi bahan bakar fosil.
Dalam proyek hilirisasi itu, Pertamina bakal menjadi pembeli gasnya. Ada pula investor pemilik teknologi gasifikasi tersebut. Seluruh pihak telah menandatangani perjanjian kerja sama pada 2019. Persiapan pembangunan pabrik, termasuk pra-konstruksi, tengah berlangsung. Targetnya, pada 2025 proyek ini mulai beroperasi.
Bukit Asam Lirik Bisnis PLTS
Selain proyek gasifikasi, Bukit Asam juga melirik bisnis pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS. Perusahaan telah membangun beberapa proyek PLTS di Indoensia. Contohnya, di atap gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Pembangkit ini dikelola PT Angkasa Pura II dengan menggandeng anak usaha PT LEN Industri, yakni PT Surya Energi Indonesia.
Selain itu, Bukit Asam juga membidik lokasi area jalan tol yang dikelola PT Jasa Marga Tbk (JSMR) untuk dibangun PLTS. Lokasi lainnya adalah di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, dekat area induk usahanya, PT Indonesia Asahan Aluminium atau MIND ID.
Kemudian perusahaan juga bakal membangun PLTS di lahan pasa tambang yang berada di Ombilin dan Tanjung Enim, Sumatera Barat. Luas masing-masing area itu adalah 2 ribu hektare dan 95 ribu hektare. “Kalau kami operasikan seribu hektare saja, potensi PLTS-nya mencapai seribu megawatt (MW),” katanya.