Cegah Kasus Chevron Terulang, Pemerintah Bakal Sensus Blok Migas
Kementerian Keuangan bakal melakukan sensus atau pendataan terhadap sejumlah blok migas yang akan terminasi. Langkah ini bertujuan agar kasus PT Chevron Pacific Indonesia yang enggan memberikan formula pengurasan minyak atau enhanced oil recovery (EOR) di Lapangan Minas, Blok Rokan, tak terulang kembali.
Direktur Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain Lukman Effendi berpendapat pemerintah seharusnya tegas dalam kasus Chevron tersebut. Pasalnya, kontrak kerja samanya adalah skema penggantian biaya operasi atau cost recovery.
Ketika kontrak berakhir dan Blok Rokan beralih ke Pertamina tahun depan, seharusnya formula EOR turut menjadi milik negara. “Mungkin ketika itu tidak ada koordinasi, datanya tidak bagus sekarang,” katanya dalam bincang virtual, Jumat (18/12).
Ia berharap proses alih kelola blok migas selanjutnya dapat dilakukan transparan. Pemerintah akan melakukan pendataan terlebih dulu, paling tidak dua tahun sebelum bloknya beralih operator.
Dengan begitu, pemerintah dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dapat mengetahui mana barang milik negara dan sebaliknya. “Jadi kami sudah melakukan sensus sebelum dua tahun untuk indentifikasi,” kata Lukman.
Sebagai informasi, upaya Pertamina mendapatkan teknologi EOR dari Lapangan minas menemui jalan buntu. Chevron enggan memberikan formulanya karena tidak masuk dalam cost recovery.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto sebelumnya meminta agar proses kajian untuk mencari formula EOR di Blok Rokan dapat segera dilakukan. "Ada empat formula, yang tiga diberikan (Chevron), yang satu enggak. Ya sudah diambil saja inti dari tiga campuran ini," ujar dia pada bulan lalu.
Ia yakin Indonesia mampu menemukan formulanya karena memiliki pusat penelitian dan pengembangan teknologi migas. Misalnya, Lemigas, PT LAPI Laboratories, dan Institut Teknologi Bandung. "Kita punya banyak expert (ahli), duit risetnya bisa dicari. Masa nggak bisa menemukan satu formula yang tidak diberikan oleh Chevron," ujarnya.
Medco Buka Peluang Gabung ke Blok Rokan
PT Medco Energi Internasional Tbk membuka peluang bergabung mengelola Blok Rokan bersama Pertamina. Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro mengatakan perusahaan selalu mencermati setiap peluang bisnis yang ada. "Kalau terms and condition serta harganya cocok, pasti kami akan kejar," kata dia pekan lalu.
Saat ini Pertamina memang sedang mencari mitra untuk mengelola Blok Rokan. Hal ini pun sesuai dengan arahan pemerintah. Hilmi mengatakan Medco terbuka jika Pertamina meminta untuk bergabung dalam memburu cadangan migas baru. "Kami dengan senang hati menyambut itu," ujarnya.
Sinergi ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menggenjot capaian target produksi minyak 1 juta barel di 2030. Medco memiliki empat strategi untuk berkontribusi dalam target itu. Pertama, mengurangi tingkat penurunan produksi minyak. Kedua, mengubah sumber daya minyak menjadi cadangan.
Lalu, mengoptimalkan penerapan teknologi tingkat lanjut, seperti teknologi pengurasan sumur minyak atau enhanced oil recovery (EOR). Terakhir, melakukan kegiatan eksplorasi secara masif. “Keempat-empatnya sedang kami laksanakan secara paralel,” ucap Hilmi.