Pertahankan Lifting Minyak, SKK Migas Upayakan Tambahan 50 Ribu Barel
Berbagai upaya untuk mempertahankan produksi minyak siap jual atau lifting sedang SKK Migas lakukan. Salah satunya dengan menggenjot produksi di sektor hulu.
Produksi siap jual atau lifting minyak di 2021 targetnya sebesar 705 ribu barel per hari (BOPD) atau sama dengan tahun lalu. Angka realisasinya pada 2020 mencapai 707 ribu barel per hari atau 101% dari target.
Namun, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kondisinya sekarang berbeda dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, angka produksi dapat mencapai target asalkan ada tambahan 50 ribu barel minyak per hari. “Karena kalau normal saja akan ada declined (penurunan produksi) 50 ribu barel,” katanya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (11/1).
Dalam program kerja dan anggaran (WP&B) 2021, angka investasi mencapai US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 178 triliun. Nilai ini naik 20% dibandingkan tahun lalu. SKK Migas memakai asumsi harga minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar US$ 45 per barel. Lalu, target pendapatan migas tahun ini bakal mencapai US$ 22 miliar atau naik dari sebelumnya hanya US$ 20,85 miliar.
Untuk pengembangan migas, badan pengatur hulu migas itu menargetkannya di 616 sumur. Jumlah ini naik lebih dua kali lipat dari realisasi pengeboran di 2020 yang sebesar 240 sumur. “Ini yang kami harapkan. Kuncinya harus ada kenaikan produksi dibandingkan tahun lalu,” ujar Dwi.
Selain kegiatan produksi, pada tahun ini SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) juga melakukan kegiatan untuk mengejar target produksi 1 juta barel per hari di 2030. Misalnya, melalui ekspolorasi seismik tiga dimensi. “Kegiatan ini kami lakukan di sepanjang Pulau Jawa dan Papua. Tujuannya untuk eksplorasi jangka panjang," kata dia.
Produksi Blok Cepu Turun Tahun Ini
SKK Migas memperkirakan Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur, akan memasuki masa penurunan produksi alami (natural decline) pada tahun ini. Agar tak mengurangi produksi nasional, SKK Migas akan menggenjot kemampuan produksi minyak pada blok migas lainnya.
Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (ECM) selama ini merupakan penyumbang lifting minyak terbesar. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan pihaknya tengah melakukan manajemen operasional khususnya pada reservoir yang baik. Tujuannya agar penurunan produksi di Lapangan Banyu Urip tidak terjadi secara drastis.
Namun, Julius tak merinci secara detail perkiraan volume penurunan produksi di blok tersebut. "Akan segera dilakukan development drilling di lapangan atau blok lain untuk menambah dan mempertahankan produksi secara nasional," kata Julius pada pekan lalu.
Selain itu, ia berharap pada 14 proyek migas yang ditargetkan onstream atau berproduksi pada tahun ini serta beberapa kegiatan sumur pengembangan. Harapannya proyek itu dapat menutupi penurunan produksi di Blok Cepu. “Dari sekitar 600-an sumur pengembangan atau eksploitasi dan juga dari 14 proyek yang akan onstream di 2021," ujarnya.