Ahok Dorong Pertamina Gandeng Mitra Strategis untuk Kelola Blok Rokan
Pengelolaan Blok Rokan di Riau yang merupakan salah satu lapangan minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia, akan berpindah tangan ke PT Pertamina Hulu Rokan pada 9 Agustus 2021 nanti. Menjelang alih kelola itu, muncul kekhawatiran produksi migas Blok Rokan menjadi jeblok, seperti ketika Blok Mahakam diambil alih Pertamina.
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendorong agar Pertamina segera menggandeng partner atau mitra strategis. "Sudah kami sampaikan untuk buka kerja sama dengan strategic partner sesuai dengan kewajiban yang tertulis dari Kementerian ESDM," kata Ahok kepada Katadata.co.id, Selasa (13/4).
Adapun menurut Ahok proses pencarian partner sudah berlangsung. Meski demikian ia tak membeberkan secara detail mengenai proses tersebut.
Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina Whisnu Bahriansyah mengatakan proses pencarian partner untuk pengelolaan Blok Rokan masih berlangsung. Whisnu menyebut persyaratannya diatur dalam Surat Keputusan Menteri ESDM.
ESDM mengatur Pertamina dan atau afiliasinya wajib bermitra dalam pengelolaan Wilayah Kerja Rokan yang memiliki kemampuan dalam bidang hulu migas. Khususnya sebelum alih kelola Blok Rokan pada Agustus mendatang.
Pertamina akan mencari mitra yang memiliki kemampuan modal dan diutamakan memiliki teknologi yang mendukung dalam pengembangan Blok Rokan. "Baik melalui pengembangan EOR, metode unconventional dan sebagainya," ujarnya.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman sebelumnya membeberkan beberapa perkembangan terbaru mengenai status alih kelola Blok Rokan per Maret 2021. Menurut dia untuk progres migrasi data teknis dan operasional telah mencapai 80% dan sudah diserahkan ke Pusdatin pada akhir Februari.
Adapun untuk target pengeboran sumur realisasinya mencapai 28 sumur dari target 192 sumur. Sedangkan untuk sumur workover sudah terealisasi sebanyak 3 sumur dari target 10 sumur dan realisasi kegiatan well services mencapai 2.474 dari target 6.819.
Fatar mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan dua lokasi sumur untuk PHR untuk memastikan kesinambungan operasi. Kemudian berkaitan dengan transfer data Chemical EOR, progresnya telah mencapai 50 persen. PHR dan CPI bekerja sama dalam percepatan data transfer, model conversion, resolve issue surfactant, hingga reinstatement SFT-2 facility.