Setahun Kelola Blok Rokan, Pertamina Genjot Minyak 965 Ribu Barel/hari

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Agustus 2022, 16:38
Pertamina, Blok Rokan
ANTARA/HO-Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

PT Pertamina terus meningkatkan laju produksi Wilayah Kerja (WK) Rokan setelah satu tahun alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia. Melalui Subholding Upstream Pertamina Hulu Rokan (PHR), Pertamina mengebor 370 sumur atau lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya yaitu 105 pengeboran sumur dengan eksekusi 15.000 kegiatan Work Over dan Well Intervention Well Services.

Work Over merupakan pekerjaan ulang atas sebuah sumur minyak yang telah ada. Sementara Well Service adalah perawatan sumur minyak.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan peningkatan jumlah pengeboran tersebut menghasilkan lonjakan produksi minyak dan gas (Migas) dari rata-rata 158,7 ribu barel per hari (MBOPD) menjadi 161 MBOPD. Selain itu, volume cadangan di blok tua tersebut meningkat dari 320,1 setara juta barel minyak (MMBOE) pada awal transisi menjadi 370, 2 MMBOE.

Tingginya aktivitas pengeboran otomatis meningkatkan jumlah rig pengeboran dari yang awalnya sembilan menjadi 21 rig dan akan terus meningkat menjadi 27 rig hingga triwulan akhir 2022. Peningkatan kebutuhan juga terjadi pada penggunaan rig workover well service.

Di awal alih kelola, Pertamina memanfaatkan 25 rig kini menjadi 32 rig dan akan terus meningkat hingga 52 rig di triwulan empat pada tahun ini. Produksi minyak menjadi 965 ribu barel setara minyak bumi per hari (MBOEPD) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 850 MBOEPD.

"Meskipun kenaikan harga minyak global menyebabkan dampak positif untuk Pertamina di bisnis hulu, di sisi lain kondisi ini memberikan tekanan di bisnis penyediaan BBM," kata Nicke saat melakukan pertemuan dengan Pemimpin Redaksi di Rumbai Country Club (RCC), Pekanbaru yang dikutip dari siaran pers pada Senin (8/8).

Nicke menyatakan pengelolaan Blok Rokan oleh PHR mampu menyerap 60% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk menggerakkan perekonomian nasional.

Dia memaparkan tekanan di bisnis penyediaan BBM dipengaruhi banyak faktor seperti kondisia geopolitik luar negeri dan permintaan produk BBM dalam negeri yang terus meningkat. Padahal, ujar Nicke, kilang existing Pertamina belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

"Untuk itu, kami berupaya mempertahankan intake sesuai rencana optimasi hilir," kata Nicke.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...