Konversi Kompor Listrik 1.000 Watt, Pelanggan Tak Perlu Tambah Daya
PT PLN akan membagikan kompor induksi kepada golongan pelanggan subsidi 450-900 VA sebagai bagian dari program pemerintah mengurangi subsidi elpiji 3 kg. Namun demikian, kompor listrik yang tersedia yang tersedia saat ini rata-rata memiliki daya listrik tinggi berkisar 1.000 watt.
Lantas bagaimana agar kompor tersebut tak justru menganggur?
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy Pangaribuan menjelaskan, PLN akan menambah daya listrik pelanggan subsidi yang akan mendapatkan kompor listrik gratis tersebut tanpa biaya atau gratis. Ini mengingat satu tungku pada kompor induksi membutuhkan daya setidaknya 1.000 watt listrik.
“Yang nambah PLN, bukan pelanggan. Kalau pelanggan yang tambah daya, bayar, kalau PLN tidak. Itu bedanya. Sebetulnya yang disebut tidak perlu tambah daya maksudnya seperti itu,” ujar Doddy Pangaribuan kepada Katadata.co.id, Jumat (16/9).
PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya akan membagikan 10.000 unit kompor induksi yang ditarget rampung pada akhir tahun 2022. Ia masih optimis dapat mengejar target pemasangan 10.000 kompor induksi meski hanya tersisa waktu 3,5 bulan.
Nantinya, masyarakat akan mendapatkan satu unit kompor listrik induksi dengan dua tungku masak yang masing-masing berdaya 1.000 watt. Selain itu, ada dua unit perabotan pelengkap yakni panci dan wajan yang disertai modul Internet of Things atau IoT untuk menyimpan data konsumsi energi listrik.
Ia menjelaskan, daya listrik pelanggan yang saat ini sebesar 450 VA akan ditambah menjadi 3.500 VA, sedangkan yang memiliki daya listrik 900 VA akan ditambah menjadi 4.400 VA.
"Jadi dibikin saluran baru di dalam rumah. Nah selisih tambahan daya listrik ini hanya bisa digunakan untuk kompor induksi, tidak bisa untuk keperluan lainya," ujarnya.
Kompor tersebut juga dilengkapi dengan media komunikasi data. Di dalam paket juga termasuk penggantian pembatas daya untuk penggunaan kompor induksi dan pemasangan tambahan instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Ketenagalistrikkan Dadan Kusdiana menjelaskan, kompor induksi memiliki sejumlah parameter digital yang dilengkapi IoT sehingga bisa memonitor konsumsi listrik yang terintegrasi dengan sistem billing atau tagihan PLN. "Konsumsi energinya 7,19 kilo Watt hour (kWh) dengan efisiensi 70% sampai 86%," kata Dadan lewat pesan singkat kepada Katadata.co.id dikutip Jumat (16/9).
Cara kerja kompor induksi menggunakan induksi elektromagnetik yang menghasilkan panas dan mengalir ke utensil.
Dadan menyebutkan kompor induksi memikili tingkat resiko keselamatan yang rendah karena panas yang dihasilkan hanya mengalir kepada utensil. "Kompor induksi sangat mudah dibersihkan dan bisa menghasilkan panas dengan sangat cepat, bentuk tungku masaknya datar dan dilengkapi feromagnetik," katanya.
PLN telah melakukan pilot project pembagian kompor induksi gratis di Solo, Jawa Tengah, dan Denpasar, Bali, masing-masing kepada 1.000 keluarga. Menurut dia, uji coba tersebut menunjukkan hasil yang memuaskan dengan respons yang baik dari masyarakat.
Setelah Solo dan Denpasar, target selanjutnya adalah DKI Jakarta yang akan dibagikan sebanyak 10.000 unit kompor induksi. “Kompornya bisa siap maksimal akhir Oktober untuk Jakarta. Pemilihan 10.000 keluarga penerima berdasarkan data DTKS dan berdasarkan klaster kemudahan PLN membaca meter,” ujarnya.