Terdampak Sanksi Negara Barat, Rusia akan Pangkas Ekspor Minyak 25%

Happy Fajrian
24 Februari 2023, 15:39
rusia, ekspor minyak, produksi minyak, minyak mentah
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Rusia akan pangkas ekspor minyak sebesar 25% imbas sanksi pembatasan harga dan embargo dari negara barat.

Rusia berencana untuk memotong ekspor minyak dari pelabuhan barat hingga sebesar 25% pada Maret 2023 dibandingkan Februari. Langkah ini melengkapi rencana pengurangan produksi sebesar setengah juta barel per hari yang diumumkan beberapa waktu lalu.

Adapun kedua langkah ini dilakukan pemerintah Rusia sebagai upaya untuk menopang harga minyak mentahnya yang terkena tekanan sanksi dari negara-negara barat atas perang di Ukraina.

Rusia telah mengumumkan rencana untuk memangkas produksi minyaknya sebesar 500.000 barel per hari pada Maret 2023, atau setara dengan 5% dari total produksinya atau 0,5% dari produksi global.

Pejabat Rusia mengatakan pemotongan produksi sukarela pada Maret akan berlangsung satu bulan dan akan mengikuti dimulainya pembatasan harga Barat pada minyak Rusia pada 5 Desember dan produk minyak pada 5 Februari. Pemotongan akan dilakukan dari tingkat produksi Januari.

Rusia sejauh ini berhasil mengalihkan sebagian besar ekspor minyaknya dari Eropa ke India, Cina, dan Turki, yang dengan senang hati mengambil barel murah dan mengabaikan sanksi Barat.

Tetapi Moskow telah berjuang untuk mengubah rute ekspor produk olahan dari Eropa setelah kilang India, China, dan Turki membanjiri pasar dengan bahan bakar yang diproduksi dari minyak Rusia.

Pejabat keuangan AS mengatakan keputusan Rusia untuk memangkas produksi minyak mencerminkan ketidakmampuannya untuk menjual semua minyaknya.

Washington telah mengatakan pihaknya mendorong pengenalan batas harga untuk membatasi pendapatan untuk perang Presiden Vladimir Putin di Ukraina tetapi telah menetapkannya cukup tinggi untuk menghindari lonjakan harga minyak global lebih lanjut.

"Pemotongan ekspor tampaknya lebih dalam dari pemotongan produksi yang direncanakan. Ini mungkin membantu menaikkan harga minyak Rusia," kata salah satu sumber seperti dikutip Reuters, Jumat (24/2).

Kelompok negara-negara industri G7 telah sepakat untuk membatasi harga minyak Rusia sebesar US$ 60 per barel. Minyak Rusia telah diperdagangkan di bawah level dalam beberapa pekan terakhir karena diskon besar dan tarif pengiriman yang mahal. Harga patokan Brent global diperdagangkan di atas US$ 80 per barel.

Putin dan pejabat Rusia lainnya mengatakan mereka akan menolak untuk menjual minyak ke negara-negara yang mematuhi batasan tersebut dan berjanji akan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi diskon.

Sumber pertama mengatakan Transneft telah memberi tahu setidaknya dua perusahaan minyak bahwa mereka akan mengalokasikan kargo 20-25% lebih sedikit pada bulan Maret dari pelabuhan Barat daripada yang mereka minta.

Pemotongan dari pelabuhan Primorsk dan Ust-Luga di Laut Baltik dan Novorossiisk di Laut Hitam akan mencapai seperempat volume Februari meskipun beberapa penyesuaian masih dapat dilakukan, kata sumber lain. “Tidak ada rencana untuk memotong ekspor dari Pasifik,” kata seorang sumber.

Rusia biasanya mengekspor hingga 10 juta ton per bulan atau 2,5 juta bpd minyak mentah Ural dari Primorsk, Ust-Luga dan Novorossiisk dan pemotongan sebesar 25% akan mewakili sebanyak 625.000 bpd jika dikonfirmasi oleh Transneft dan disetujui oleh perusahaan minyak.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...