Repsol Masih Minati Blok Sakakemang Meski Cadangan Gas Merosot
Perusahaan minyak dan gas bumi asal Spanyol, Repsol, masih berupaya menjadi pengelola Blok Sakakemang meski cadangan gas di lapangan tersebut merosot dari perhitungan awal. Kepala SKK Migas Dwi Soetipto mengatakan Repsol telah mengajukan perubahan kontrak menyusul terkoreksinya cadangan gas.
Merujuk data SKK Migas cadangan gas Blok Sakakemang turun menjadi 350 miliar kaki kubik (BFC). Sebelumnya proyek yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan itu diproyeksi memiliki cadangan hingga 1 triliun kaki kubik (TCF).
Menurut Dwi, ada sejumlah revisi kontrak dalam pengerjaan proyek gas di Blok Sakakemang. Satu diantaranya yakni rencana pemasangan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) pada rencana pengembangan (PoD) lapangan gas tersebut.
"Repsol mengharapkan CCUS, jadi kami sedang pelajari revisi PoD mereka. Sejauh ini Repsol masih terus berminat," kata Dwi di Kementerian ESDM pada Senin (15/5).
Pemerintah telah mengatur insentif bagi kontraktor yang bersedia memasang teknologi penangkap karbon untuk operasional lapangan migas. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon, serta Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon pada Kegiatan Usaha Hulu Migas.
Instrumen tersebut membuka peluang bagi perusahaan migas untuk mendapatkan insentif berupa penambahan bagian split jika mereka bersedia memasang teknologi penangkap karbon untuk operasional lapangan migas.
Selain itu SKK Migas akan memberikan rekomendasi insentif apabila kontraktor menganggap penerapan teknologi penangkap karbon tidak ekonomis dan menambah biaya operasional lapangan migas. Insentif yang diberikan berupa penambahan split untuk kontraktor, baik untuk kontrak Cost Recovery maupun Gross Split.
Lebih lanjut, meski mengalami penurunan cadangan, Dwi menilai pengembangan Blok Sakakemang masih sangat ekonomis. Hal itu disebabkan proyek tersebut akan terhubung ke sejumlah saluran gas di Singapura dan Jawa Barat.
Selain Repsol, perusahaan migas asal Malaysia Petroliam Nasional Berhad (Petronas) juga berminat untuk berperan dalam pengelolaan Blok Sakakemang. "Di situ ada Petronas juga, tentu saja mereka tetap berminat dengan Sakakemang," ujar Dwi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Tutuka Ariadji, menyampaikan bahwa cadangan gas di Blok Sakakemang masih berjalan fluktuatif. Dia mengatakan bahwa cadangan gas yang terpantau kian menunjukan hasil yang positif.
"Revisi PoD lebih bagus. Cadangan Sakakemang tidak serendah itu, yang dulu kan turun signifkan sampai 250 BCF, sekarang kembali naik," kata Tutuka, di lokasi yang sama.