Exxon Sewa Rig Pertamina untuk Bor Sumur Eksplorasi Banyuurip Rp 485 M
PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dan Exxonmobil Cepu Limited (EMCL) menandatangai kontrak pengadaan rig pengeboran lima sumur infill dan dua sumur eksplorasi untuk lapisan klastik di lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu.
Penandatangan dilakukan oleh Senior Vice President Production ExxonMobil Indonesia dan Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto di Kantor SKK Migas pada Kamis (10/8).
Pengeboran sumur diharapkan mampu mengerek produksi minyak di Blok Cepu menjadi 175.000 ribu barel per hari (BOPD), naik 18.000 BOPD dari tingkat produksi yang sudah ada saat ini. Angka tersebut bakal mengungguli capaian produksi minyak di Blok Rokan sebesar 172.000 BOPD.
Sebagai informasi, Sumur infill merupakan sumur yang digali di antara sumur yang sudah ada.
Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto mengatakan nilai invetasi yang disetor oleh Exxon mencapai US$ 32 juta atau sekira Rp 485,8 triliun untuk jasa pengadaan satu rig pengeboran.
Rig PDSI #40.3 dengan spesifikasi Rig Cyber Electric VFD System dengan kapasitas 1500 horsepower itu akan digunakan untuk tujuh sumur secara bergantian. Adapun termin kontrak pengadaan rig itu berlaku selama 18 bulan.
"Mulai tajak 1 Maret 2024. Satu rig ini untuk tujuh sumur, setelah sumur pertama selesai maka pindah ke sumur kedua. Satu sumur butuh waktu pengeboran dua bulan," kata Rio.
Adapun Rig PDSI #40.3 memiliki keunggulan Fast Walking/Skidding, Compact Rig dan Batch Drilling. Portofolio rig ini berhasil melakukan pengeboran Batch Drilling EMCL Banyu Urip pada tahun 2013-2015.
Rio melanjutkan, hasil portofolio kerja sama ciamik pada 2013-2015 memicu Exxon untuk kembali menggunakan rig PDSI #40.3. Menurutnya, Exxon sudah mengajukan pemesanan rig sejak 2020.
"Rig jenis ini hanya ada dua di Indonesia. Menggunakan teknologi robotik dari ruang kontrol dan bisa bergerak lebih cepat," ujar Rio.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan lapangan minyak Banyu Urip Blok Cepu saat ini sedang mengalami penurunan produksi alamiah. Oleh sebab itu, menurut Dwi pengeboran dibutuhkan untuk menahan laju penurunan sekaligus mencari cadangan minyak baru.
SKK Migas menargetkan pengangkutan minyak awal atau first oil lima sumur infill dan dua sumur klastik berjalan pada kuartal empat 2024. Pengeboran tujuh sumur itu bakal mempercepat pemanfaatan 40 juta barel cadangan minyak apabila semua proses pengeboran berjalan lancar.