Bantuan Pasang Baru Listrik 2023 Sasar 15 Ribu Rumah Tangga di Jateng
Pemerintah terus melakukan pembangunan jaringan listrik yang menjangkau seluruh tempat tinggal rumah tangga, termasuk di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) melalui program listrik perdesaan.
Hal tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan akses listrik ke seluruh wilayah Indonesia dan mencapai target rasio elektrifikasi (RE) 100 persen.
Dengan adanya infrastruktur jaringan listrik, rumah tangga yang belum memiliki listrik diharapkan bisa melakukan penyambungan listrik kepada PT PLN (Persero). Meski demikian, masih ada rumah tangga yang tidak mampu untuk melakukan penyambungan listrik.
Oleh karena itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama DPR RI menginisiasi program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) bagi rumah tangga tidak mampu yang belum berlistrik sejak 2022.
Tahun ini, program BPBL menargetkan 125 ribu penerima manfaat yang tersebar di 34 provinsi. Target itu meningkat dibandingkan tahun 2022 yang menargetkan 80.000 rumah tangga dengan realisasi 80.183 penerima manfaat.
Adapun untuk Provinsi Jawa Tengah, program BPBL akan mendapatkan alokasi sebesar 15 ribu rumah tangga. Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar dalam acara Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL di Kelurahan Baledono, Kabupaten Purworejo, Sabtu (13/05).
“Pada tahun 2023 Provinsi Jawa Tengah sendiri direncanakan mendapat alokasi sebesar 15.000 rumah tangga penerima BPBL,” ujarnya dikutip, Senin (14/8).
Acara tersebut turut dihadiri oleh Anggota Komisi VII H. Abdul Kadir Karding. Ia mengatakan, pemerintah melalui Kementerian ESDM dan PLN mempunyai cita-cita tidak ada rumah tangga yang tidak punya listrik.
“Itu merupakan tugas negara, negara harus hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu listrik,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Vice President Penjualan PT PLN (Persero) Rudiana Nurhadian mengatakan, program yang dijalankan merupakan bentuk dukungan PLN atas rencana pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak mampu. Salah satunya melalui pemerataan akses dan percepatan penyediaan tenaga listrik.
Salah satu warga Kelurahan Baledono penerima manfaat program BPBL periode 2023, Napsiyah (66), berterima kasih atas bantuan yang diterimanya. Napsiyah mengaku selama ini menyalur dari rumah orang tuanya.
“Selama ini saya menyalur dari rumah Bapak saya. Sekarang saya tidak perlu menyalur lagi, terima kasih Kementerian ESDM dan PLN,” ujar Napsiyah.
Program itu pun disambut baik oleh salah satu warga Desa Pernasidi, yakni Khomsatun yang mendapatkan BPBL periode tahun 2022. Dia menilai bahwa bantuan itu telah meringankan bebannya. “Saya belum memiliki biaya untuk memasang listrik sendiri,” ujarnya.
Hal tersebut juga dirasakan Markini yang merupakan warga Desa Bumisari, Kabupaten Purbalingga. Sebelum kehadiran program itu, Markini mendapat aliran listrik dari rumah saudaranya. “Saya pernah bermasalah dengan saudara karena urusan listrik,” cerita Markini.
Manfaat program BPBL dirasakan pula oleh masyarakat Brebes, Kusjali. Dia mengatakan, kehadiran listrik membantunya menghemat pengeluaran.
“Dulu (saat mendapatkan saluran listrik dari rumah lain), saya perlu membayar Rp125 ribu-Rp150 ribu per bulan. Kini, saya cukup membayar Rp50 ribu,” ujar pria yang berprofesi sebagai petani itu.