Pasokan Listrik Berlebih, Penurunan Kapasitas PLTU Dapat Tekan Polusi

Muhamad Fajar Riyandanu
31 Agustus 2023, 10:08
PLTU
PLN
PLTU PLN IP telah dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan termutakhir Electrostatic Precipitator (ESP) dan Continous Emission Monitoring System (CEMS).

Pelaku industri diminta untukmenurunkan kapasitas produksi setrum dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di wilayah Banten dan Jawa Barat maksimal 60% dari total kinerja optimum. Hal ini diyakini dapat menekan laju sebaran emisi yang memicu polusi udara di wilayah DKI Jakarta.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan langkah tersebut juga harus diiringi dengan peningkatan kinerja pembangkit listrik energi baru dan terbarukan, seperti optimasi pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU).

“Secara teknis bisa dilakukan dengan menurunkan kapasitas PLTU, misal hari ini running 90%, bisa diturunkan ke load minimum 60%. Dengan begitu volume batu bara yang dibakar dapat berkurang,” kata Fabby saat dihubungi Katadata.co.id pada Rabu (30/8).

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sumber pencemaran udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang berasal dari emisi PLTU batu bara tercatat sebesar 34%, sedangkan dari emisi kendaraan 44%.  

Riset Walhi dan Greenpeace menemukan ada 10 PLTU batu bara yang berjarak 100 kilometer (Km) dari Ibu Kota. Di antaranya PLTU Suralaya, PLTU Lontar hingga PLTU Pelabuhan Ratu yang ketiganya dimiliki oleh PLN.

“Pengurangan kapasitas lebih relevan ketimbang pemberhentian sementara PLTU yang dapat mengurangi penerimaan PLN.  PLTU tidak bisa dimati-hidupkan secara mendadak,” ujar Fabby.

Hal serupa juga dikatakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF, Abra Talattov, mengatakan peluang untuk menurunkan daya produksi PLTU saat ini relevan dengan kondisi kelebihan pasokan atau oversupply listrik PLN yang mencapai 6-7 gigawatt (GW).

PLN mencatat tambahan pasokan listrik di Jawa dalam satu tahun ke depan mencapai 6,8 GW. Sedangkan tambahan permintaan hanya berada di kisaran 800 MW. Di Sumatera, selama tiga tahun sampai 2025, penambahan permintaan listrik 1,5 GW. Sedangkan penambahan kapasitas 5 GW. Di kalimantan dan Sulawesi bagian selatan juga mengalami hal serupa.

“Penurunan produksi PLTU batu bara relevan dengan kondisi kelebihan pasokan listrik saat ini, namun harus juga menjaga keandalan pasokan listrik untuk masyarakat dan industri. Karena PLTU batu bara masih menjadi tulang punggung listrik nasional,” ujar Abra lewat sambungan telepon pada rabu (30/8).

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...