Pertumbuhan Permintaan Minyak 2024 Diramal Hanya 880 Ribu Bph

Mela Syaharani
16 Oktober 2023, 10:57
permintaan minyak, iea, harga minyak
123RF.com/sergeiminsk

International Energy Agency (IEA) menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2024. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi global yang lebih sulit serta kemajuan dalam efisiensi energi akan membebani konsumsi minyak.

Dalam laporan bulanannya, IEA memperkirakan permintaan minyak akan naik sebesar 880.000 barel per hari (bph) pada 2024, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 1 juta bph. Hal ini berdasarkan kekhawatiran ekonomi yang lebih luas dan adopsi kendaraan listrik yang lebih cepat serta efisiensi energi lainnya.

Namun, lembaga yang berbasis di Paris ini memberikan saran kepada Amerika Serikat (AS) dan negara-negara industri lainnya untuk menaikkan proyeksi permintaan tahun 2023 menjadi 2,3 juta bph dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,2 juta bph.

Sementara itu, OPEC organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+ mulai membatasi pasokan sejak 2022 untuk mendorong harga minyak. Pada September, Brent mencapai level tertinggi dalam 10 bulan setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pemangkasan 1,3 juta bph hingga akhir tahun.

"Jika pemangkasan dibatalkan pada Januari, maka keseimbangan dapat bergeser ke surplus yang akan membantu mengisi kembali persediaan yang menipis," kata IEA seperti dikutip dari Reuters pada Senin (16/10).

Meskipun Rusia berjanji untuk memangkas ekspor minyak mentah hingga akhir 2023, menurut perkiraan IEA, total ekspor minyak mentah dan produk Moskow pada bulan September naik 460 ribu bph menjadi 7,6 juta bph. Dari angka ini, minyak mentah menyumbang 250 ribu bph pada kenaikan tersebut.

Lonjakan pada ekspor menyoroti kesulitan yang dihadapi negara barat dalam upaya mengurangi ekspor dari Rusia dan pendapatan ke Moskow di tengah perangnya dengan Ukraina. Tahun lalu, IEA memperkirakan sanksi-sanksi negara barat yang keras akan menyebabkan jatuhnya ekspor energi Rusia.

Harga minyak sempat turun tajam sebelum kembali melonjak akibat serangan kelompok Hamas terhadap Israel. Penurunan tersebut karena prospek ekonomi yang semakin suram meningkatkan kekhawatiran akan pertumbuhan permintaan yang lebih lambat. Kondisi inilah yang menutupi kekhawatiran soal suplai.

Namun perang Israel dan Hamas yang terus meluas memicu kekhawatiran gangguan pasokan yang lebih besar. Menurut IEA sejauh ini tidak ada dampak langsung konflik tersebut terhadap pasokan. Mereka juga siap untuk bertindak jika hal ini diperlukan untuk memastikan pasokan yang memadai.

Kendati demikian, IEA mengatakan sejauh ini melihat pertumbuhan permintaan yang semakin solid dari konsumen minyak utama, seperti Cina, India dan Brazil.

Sementara itu menjelang tahun 2024, tingkat suku bunga yang tinggi di negara-negara ekonomi utama Barat bertujuan untuk menurunkan inflasi. Namun menurut IEA akibatnya dolar AS yang lebih kuat meredam permintaan di pasar-pasar negara berkembang yang berpenghasilan lebih rendah seperti Nigeria, Pakistan, dan Mesir.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...