Arutmin Targetkan Jual 23 Juta Ton Batu Bara Tahun Ini, 55% untuk PLN
Perusahaan tambang batu bara Arutmin Indonesia menargetkan penjualan tahun ini mencapai 23 juta ton. Dari jumlah tersebut sebagian besar dipasok untuk sektor kelistrikan kepada PLN.
“Tahun ini sales kami sekitar 23 juta ton, dari jumlah itu 11,5 juta ke PLN,” kata Superintendent Logistic dan Quality North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) Arutmin Indonesia Zulkarnain Azwar kepada Katadata.co.id, dikutip Kamis (26/10).
Akumulasi total produksi batu bara Arutmin ini dipasok oleh kelima tambang yang dimiliki mereka. Mulai dari tambang Asamasam, Satui, Senakin, Batulicin, hingga Kintap.
Lebih lanjut, Zulkarnain menjelaskan penjualan domestik Arutmin ini dipasarkan ke PLN dan sebagian kecilnya untuk beberapa perusahaan domestik. “Mungkin hanya sekitar 500 ribu ton ke nonPLN. Ke Freeport, Antam, lalu ke pabrik-pabrik semen,” ujarnya.
Untuk ekspor, Zulkarnain menyebut Arutmin memasarkan batu baranya bagi negara Cina, Filipina, India, Jepang, hingga sebagian kecil ke Eropa. Pada kuartal IV tahun ini, Zulkarnain mengatakan terdapat peningkatan permintaan batu bara untuk diekspor.
“Tapi untuk alasan spesifikasi peningkatannya kami tidak mengetahuinya,” jelasnya. Zulkarnain menerangkan angka permintaan ini dipengaruhi oleh harga batu bara terhadap keekonomisan batu bara.
“Batu bara kami semakin dalam, stripping ratio-nya semakin tinggi. Sementara harga itu juga ada penentuan budgetnya sendiri di angka berapa harga tersebut masih menguntungkan,” kata dia.
Senada dengan pernyataan Zulkarnain, Kepala Teknik Tambang Batulicin Cipto Prayitno juga mengatakan bahwa penurunan harga batu bara berdampak bagi pendapatan perusahaan.
“Betul (harga turun), sangat berpengaruh. Kami itu bekerja dibatasi stripping ratio, pada saat harga turun berarti kan semua harga ditinjau ulang, cost terbesar dari pertambangannya operasionalnya,” kata Cipto saat ditemui di Kantor Tambang Batulicin Arutmin pada Rabu (25/10).
Cipto menekankan perlunya penyesuaian ketika adanya penurunan harga. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya kerugian yang terjadi.
Berbicara mengenai pasar ekspor, Cipto menerangkan bahwa batu bara berkalori tinggi paling banyak dijual kepada Jepang. Sebab di negara itu terdapat juga powerplant sehingga batu bara dibutuhkan untuk boiler maupun steel mereka. “Kalau yang low calorie biasanya ke Cina, ke India,” kata dia.
Mengacu informasi di laman resmi Arutmin, selain memasok batu bara untuk sektor kelistrikan kepada PLN, Arutmin juga memasok PT Semen Indonesia dan PT Aneka Tambang (Antam).