Produksi Gas Husky CNOOC Madura Limited 250 MMSCFD, Terbesar di Jatim

Nadya Zahira
2 November 2023, 08:43
WHP Superintendent Lapangan BD HCML, Redhata Rangkuti, memberikan penjelasan dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas - KKKS di Madura, Rabu (1/11).
Nadya Zahira/Katadata
WHP Superintendent Lapangan BD HCML, Redhata Rangkuti, memberikan penjelasan dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas - KKKS di Madura, Rabu (1/11).

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky - CNOOC Madura Limited (HCML), yang menjadi operator dari Wilayah Kerja (WK) Madura Strait, tercatat memproduksi gas 250 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari). Angka tersebut mencapai 30% dari total produksi gas di Jawa Timur, sekaligus yang terbesar di provinsi itu.

“Dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30% dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur.,” kata WHP Superintendent Lapangan BD HCML, Redhata Rangkuti, dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas - KKKS di Madura, Rabu (1/11).

Adapun produksi Lapangan BD didukung oleh 3 fasilitas utama yakni Anjungan Sumur Lepas Pantai (offshore Wellhead Platform/WHP), Gas Metering Station (GMS) yang terletak di dekat kota Pasuruan, serta fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran (Floating Production, Storage, and Offloading/FPSO) yang dioperasikan oleh pihak ke-3 dengan skema kontrak. 

Produksi dari Lapangan BD tersebut terdiri dari gas asam dan beracun H2S sekitar 4.500 ppm dari WHP yang kemudian diolah di FPSO untuk menghasilkan sweet gas (gas alam yang tidak mengandung H2S). Olahan tersebut kemudian dijual ke pembeli gas dan produk samping dari gas asam yang kemudian diubah menjadi belerang cair (Molten Sulphur) di FPSO.

“Gas tersebut juga mengalami proses pemisahan untuk menghasilkan kondensat yang kemudian secara berkala ditransfer ke kapal tanker (condensate offtake),” kata dia.

Dari FPSO, sales gas yang sudah memenuhi spesifikasi akan dikirim ke Gas Metering Station (GMS) melalui pipa bawah laut sepanjang kurang lebih 53 Km dari BD Field Offshore ke GMS Pasuruan. Total kapasitas produksi dari lapangan ini (rate gas dari sumur) sekitar 120 MMSCFD dan 6.000 BCPD (barel kondensat per hari). Sedangkan untuk sales gas, berdasarkan data per 31 Oktober 2023 ialah sebesar 110 MMSCFD.

Sementara itu, untuk lapangan 2M (MBH dan MDA), kapasitas produksi gasnya sebesar 125 MMSCFD dengan sales gas mencapai 121 MMSCFD. Kemudian untuk lapangan MAC kapasitas produksi gas sebesar 23 MMSCFD dan sales gas mencapai 19 MMSCFD berdasarkan data per 31 Oktober 2023.

Dengan tiga lapangan dan beberapa lapangan baru yang akan dikembangkan, Redhata berharap tidak hanya akan membuat produksi HCML meningkat, tetapi juga menjadi lebih terintegrasi untuk kegiatan produksi yang lebih masif.

“Kami berharap melalui 3 lapangan yang ada, dapat mendorong pertumbuhan berbagai industri di Jawa Timur dalam menyerap potensi suplai gas dari HCML. Seperti kita ketahui dalam beberapa waktu mendatang akan ada beberapa pengembangan industri di Jawa Timur,” kata Redhata.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...