Kaleidoskop 2023: Tragedi Plumpang hingga Kelanjutan Proyek Masela

Happy Fajrian
30 Desember 2023, 13:02
kaleidoskop 2023, blok masela, depo bbm plumpang, kebakaran depo pertamina plumpang, cadangan migas, harga minyak, harga batu bara,
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Foto udara permukiman penduduk yang hangus terbakar dampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta, Sabtu (4/3/2023).

Ragam peristiwa penting mewarnai sektor energi, mineral, dan batu bara (minerba) sepanjang tahun 2023. Harga-harga komoditas energi yang melambung tinggi akibat pandemi Covid-19 berangsur turun, seperti minyak mentah dan batu bara.

Proyek Abadi LNG Blok Masela akhirnya dapat dimulai kembali setelah sempat mandek selama lebih dari dua dekade mengingat proyek ini telah ditandatangani sejak tahun 2000.

Dari sektor minerba, larangan ekspor mineral mentah resmi berlaku sebagai bagian dari strategi hilirisasi yang didorong pemerintah, meski beberapa perusahaan mendapatkan keringanan untuk dapat terus mengekspor.

Tragedi juga terjadi di tahun 2023 ketika depo BBM Plumpang milik Pertamina meledak pada awal Maret dan menyebabkan kebakaran besar di kawasan permukiman masyarakat di sekitar lokasi depo tersebut. Sebanyak 33 orang meninggal akibat tragedi ini.

Berikut rangkuman singkat peristiwa penting di sektor migas dan minerba sepanjang 2023:

Blok Masela

Menjelang akhir Juli 2023, Shell mencapai kesepakatan untuk melepas 35% hak partisipasi (participating interest) Blok Masela kepada Pertamina. Untuk mengakuisisi saham Shell tersebut, Pertamina berkongsi dengan Petronas Malaysia.

Dua perusahaan migas Asia Tenggara itu menggelontorkan US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,75 triliun untuk mengakuisisi saham Shell di blok tersebut. Pertamina akan menggenggam 20% dengan biaya akuisisi US$ 371,8 juta atau sekitar Rp 5,58 triliun, sedangkan Petronas US$ 278,2 juta atau Rp 4,17 triliun untuk 15%.

Ladang gas yang terletak di Kepulauan Tanimbar, Maluku itu mengandung sumber daya gas hingga 27,9 juta kaki kubik (TCF), dengan estimasi produksi sekira 9,5 juta ton gas alam cari (LNG) per tahun dan 35.000 barel kondensat per hari dan 150 juta kaki kubik gas melalui pipa.

Pada pertengahan Oktober, akuisisi tersebut rampung, sehingga Pertamina, Petronas, serta Inpex Masela Ltd. sebagai operator dan pemegang saham terbesar Blok Masela, dapat fokus merampungkan revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD).

Revisi PoD tersebut rampung dan disetujui oleh Kementerian ESDM pada akhir November. Proyek Abadi LNG Blok Masela pun ditargetkan dapat mulai berproduksi atau onstream pada 2029.

“Revisi ke-2 POD I ini sudah disetujui tanggal 28 November kemarin dan target onstream akhir 2029 mudah-mudahan masih bisa mengisi target jangka panjang kita,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada Kamis (30/11).

Adapun revisi tersebut terdapat poin perubahan yang diajukan Inpex yakni penambahan investasi di proyek penangkap dan penyimpan karbon (CCS). Penambahan CCS ini merupakan salah satu visi Inpex untuk menekan emisi karbon dengan total investasi mencapai US$ 20,9 miliar.

Kick off Abadi LNG Blok Masela
Kick off Abadi LNG Blok Masela (SKK Migas)

Menjelang tutup tahun 2023, pada Kamis (28/12), Inpex menggelar seremonial kick off project management team (PMT) LNG Abadi Masela. Kick off ini menandakan dimulainya kembali proyek strategis nasional (PSN) Masela yang telah ditandatangani sejak awal 2000.

Fokus Inpex pada 2024 untuk mendorong pelaksanaan proyek ini di antaranya menyelesaikan akuisisi lahan untuk area nonhutan, menyelesaikan persetujuan analisis dampak lingkungan (AMDAL), lalu menyelesaikan front end engineering design (FEED).

Merosotnya Harga Energi

Tahun 2023 merupakan tahun yang suram untuk komoditas energi. Harga batu bara dan minyak mentah merosot dari level tertingginya.

Harga batu bara sempat menyentuh level US$ 450 per ton pada 2022 dipicu oleh lonjakan permintaan ketika dunia mulai bangkit dari pandemi Covid-19 namun di tengah ketatnya pasokan. Namun kini harga mineral hitam ini merosot di kisaran US$ 140 per ton atau anjlok hampir 70%.

Anjloknya harga batu bara salah satunya didorong oleh melimpahnya pasokan. Seperti di Indonesia, produksi batu bara tahun 2023 per 29 Desember mencapai 758 juta ton, di atas target sebesar 694 juta ton.

Nasib yang sama juga terjadi pada minyak mentah. Harga minyak yang sempat mencapai rekor US$ 139 per barel pada 2022, kini terpangkas di level US$ 70-an per barel. Brent di level US$ 77 per barel sedangkan West Texas Intermediate (WTI) di level US$ 71 per barel.

Harga minyak bergerak fluktuatif sepanjang 2023 dengan harga tertinggi mencapai US$ 90 per barel dan terendah di kisaran US$ 60-an per barel. Ramalan SKK Migas bahwa harga minyak di tahun 2023 tetap tinggi di kisaran US$ 110 per barel pun tak terbukti.

Terus merosotnya harga minyak dipengaruhi kekhawatiran hancurnya permintaan seiring upaya negara-negara mengendalikan inflasi tinggi dengan menaikkan suku bunga acuan. Kondisi geopolitik di Timur Tengah dengan pecahnya perang Israel dan Hamas di Palestina juga turut menekan harga.

Langkah kartel minyak dunia, OPEC dan para sekutunya, yang lebih dikenal dengan OPEC+, dengan mengurangi produksi untuk mendorong harga sejauh ini tidak efektif.

Kebakaran Depo BBM Plumpang Pertamina

Pada awal Maret Depo BBM Plumpang Pertamina meledak dan menyebabkan kebakaran besar. Sebelum kebakaran terjadi, warga di sekitar lokasi depo terlebih dahulu mencium aroma khas bensin yang cukup menyengat, hal ini membuat para warga panik dan berlarian menuju tempat aman.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...