Produksi OPEC Meningkat 70.000 Bph, Harga Minyak Turun Lebih 1%

Happy Fajrian
8 Januari 2024, 17:24
harga minyak, opec, produksi minyak
ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Petugas berkomunikasi saat memeriksa Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga minyak turun lebih dari 1% pada Senin (8/1) karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC, mengimbangi kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Mengimbangi tekanan kenaikan harga akibat kekhawatiran geopolitik, produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dilaporkan naik 70.000 barel per hari (bph) pada Desember menjadi 27,88 juta bph.

Minyak mentah Brent tergelincir 1,16% atau 91 sen, menjadi US$ 77,85 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga merosot 91 sen atau 1,23% menjadi US$ 72,90 per barel.

“Ketegangan di Laut Merah adalah satu-satunya penyeimbang, meskipun relatif lemah dan terputus-putus, terhadap harga minyak mentah yang melemah karena ekspektasi melemahnya permintaan global dan meningkatnya persediaan,” analis pasar minyak dari Vanda Insight, Vandana Hari, dikutip dari Reuters.

“Saudi Aramco memangkas OSP (official selling price/harga jual resmi) bulan Februari yang memperkuat narasi permintaan yang lemah,” ujarnya menambahkan.

Meningkatnya pasokan dan persaingan dengan produsen saingannya mendorong Arab Saudi pada untuk memotong harga jual resmi minyak mentah Arab Light andalan mereka ke Asia pada bulan Februari ke level terendah dalam 27 bulan.

“Jika kita hanya fokus pada fundamental termasuk persediaan yang lebih tinggi, produksi OPEC/non-OPEC yang lebih tinggi, dan OSP Saudi yang lebih rendah dari perkiraan, maka tidak akan ada hal lain selain minyak mentah yang bearish,” kata analis IG Tony Sycamore.

“Namun, hal ini tidak memperhitungkan fakta bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat lagi yang berarti penurunannya terbatas,” ujarnya lagi.

Kedua harga minyak acuan dunia tersebut naik lebih dari 2% pada minggu pertama tahun 2024 setelah investor kembali dari liburan untuk fokus pada risiko geopolitik di Timur Tengah menyusul serangan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang berada di Timur Tengah minggu ini, mengatakan konflik Gaza dapat menyebar ke seluruh wilayah kecuali ada upaya perdamaian yang terpadu.

Sementara itu dari Timur Tengah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan perang sampai Hamas tersingkir.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...