Pemerintah akan Lanjutkan Program Kompor Listrik, Sasar Warga Mampu

Ringkasan
- PLN berhasil menghadirkan listrik 24 jam di lima pulau di Provinsi Maluku, yaitu Pulau Sjahrir, Pulau Ay, Pulau Rhun, Pulau Hatta, dan Pulau Buano. Hal ini disambut baik oleh Gubernur Maluku dan warga setempat yang merasa kualitas hidup mereka meningkat.
- Gubernur Maluku optimis hadirnya listrik akan berdampak positif bagi sektor perikanan dan pariwisata. Ia juga berharap masyarakat dapat memanfaatkan listrik untuk mengelola potensi daerah secara berkelanjutan.
- PLN berkomitmen untuk menghadirkan akses listrik di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T. Suplai listrik di lima pulau tersebut berasal dari lima pembangkit listrik dengan sistem isolated.

Dewan Energi Nasional (DEN) mengatakan ada sinyal program pengadaan kompor listrik induksi akan kembali dilanjutkan. Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto menyampaikan telah mengadakan rapat bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
“Kemarin Pak Luhut memimpin rapat dan program ini bisa mulai dilaksanakan. Mudah-mudahan bisa diteruskan, sekarang ini terus berjalan seperti adanya dahulu dengan pembagian rice cooker,” kata Djoko saat konferensi pers di kantornya pada Rabu (17/1).
Djoko menyebut dalam kelanjutan program kompor induksi ini terdapat perubahan dalam sasaran masyarakatnya. “Kompor induksi nantinya dimulai dari masyarakat mampu,” ujarnya tanpa mengelaborasi apakah kompor ini akan dibagikan gratis atau tidak.
Perubahan sasaran masyarakat ini dimaksudkan untuk meningkatkan target transisi energi di Indonesia. “Jika dimulai dari masyarakat miskin maka rencana transisi energi angkanya akan rendah terus, maka kompor induksi digalakkan namun dimulai dari menengah ke atas,” ujar Djoko.
Menurut paparan Djoko, pengadaan kompor induksi ini sebelumnya sudah pernah diuji coba di Solo dan Bali dengan jumlah 2.000 KK dengan biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 2 juta per KK nya.
Menimbang biaya pengeluaran yang cukup besar, pemerintah akhirnya memutuskan untuk beralih mengadakan pembagian rice cooker gratis bagi masyarakat miskin. “Kalau rice cooker biayanya di bawah satu juta harganya, dengan anggaran yang ada bisa membuat pengadaan lebih banyak dibandingkan kompor induksi,” ucapnya.
Djoko mengatakan pemerintah akan membagikan 500 ribu unit rice cooker kepada masyarakat. Namun pada 2025 jumlah yang dibagikan targetnya mencapai 700 ribu. “Kalau tahun ini saja kami bisa distribusi 500 ribu, maka angka 700 ribu kami optimis,” kata dia.