Luhut Singgung BBM EURO 5, Pertamina: Kilang Balikpapan Siap Produksi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan pihaknya dengan Pertamina sedang dalam proses pengembangan BBM berstandar EURO 4 dan 5 sebagai salah satu langkah untuk mengurangi polusi udara.
Merespon hal ini, VP Corporate Communication PT Pertamina (persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan saat ini Pertamina sudah memiliki BBM setara Euro 4 yakni Pertamax Turbo dan Pertamina Dex.
Sedangkan untuk BBM berstandar Euro 5 akan dapat diproduksi setelah proyek Refinery Development Masterplan (RDMP) kilang rampung. Salah satunya yaitu Kilang Balikpapan.
“Kilang Balikpapan saat ini sedang dalam masa transisi dalam rangka integrasi kilang eksisting ke kilang baru,” ujarnya kepada Katadata.co.id pada Kamis (22/2).
Fadjar menyebut, ketika proyek Kilang Balikpapan sudah bisa beroperasi secara penuh, maka kilang ini dapat memproduksi bahan bakar dengan standar Euro 5. “Kami harapkan tahun ini bisa beroperasi dengan penuh,” ucapnya.
Dilansir dari laman resmi MyPertamina, Pertamax Turbo merupakan bahan bakar dengan Ron 98 yang memiliki kandungan sulfur dibawah 50 ppm memenuhi standar EURO 4. Pertamax Turbo juga dilengkapi dengan formula PERTATEC (Pertamina Technology) dan Ignition Boost Formula.
Sementara itu, Pertamina Dex adalah bahan bakar diesel dengan Cetane number tertinggi 53 dengan sulfur 50 PPM, yang menjaga mesin dan meningkatkan power mesin secara maksimal, juga menjaga lingkungan dengan standar EURO 4.
RDMP Balikpapan termasuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional. Kilang Balikpapan akan menjadi kilang ramah lingkungan, karena dapat menurunkan emisi gas buang yang signifikan dari efisiensi energi untuk operasi dan produk yang nanti akan dihasilkan, mendukung program net zero emission pemerintah.
Sebagai proyek dengan investasi terbesar, RDMP Balikpapan membawa multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah, karena melibatkan perusahaan daerah, menyerap tenaga kerja lokal, serta TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang ditargetkan mencapai 30-35 %.
Saat proyek tersebut selesai, diproyeksikan dapat menghemat current account sebesar US$ 2.5 miliar per tahun baik dari produk BBM, LPG, maupun petrochemical. Proyek ini juga akan meningkatkan produksi kilang dari 260 barel per hari (bph) menjadi 360 ribu bph bagi Pertamina.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah sedang memikirkan bagaimana caranya untuk beralih ke bahan bakar standar Euro 4 dan 5.
“Itu sulfurnya supaya rendah. Saya kira tim saya dengan Pertamina sedang kerjakan. Malah Kemarin saya dapat info ini lagi dihitung lagi ya, itu akan mengurangi subsidi kita mungkin bisa sampai Rp 20 hingga 50 triliun lagi dari sana,” kata Luhut dalam unggahan akun instagram pribadinya yang dikutip pada Kamis (22/2).