PLN dan USTDA Sepakati Studi Kelayakan Interkoneksi Listrik

Dini Hariyanti
9 Maret 2024, 09:07
Interkoneksi listrik di antara ASEAN, PLN, dan USTDA ini berfokus kepada studi kelayakan interkoneksi listrik Indonesia dan Malaysia.
PLN
Button AI Summarize

PT PLN (Persero) memperoleh hibah sekitar USD2 juta atau setara Rp31 miliar dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (The United States Trade and Development Agency / USTDA).

Hal tersebut dikemukakan saat agenda penandatangan Grant Agreement di antara PLN dan USTDA pada 6 Maret 2024. Hibah ini berupa studi kelayakan interkoneksi energi hijau lintas batas Indonesia-Malaysia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, kolaborasi dan kemitraan sangat penting untuk mengakselerasi transisi energi di Indonesia. Kolaborasi dengan USTDA ini pun, imbuhnya, sangat penting untuk memperkuat interkoneksi yang saling terhubung antarnegara ASEAN.

“Interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia dan Kalimantan-Sabah dianggap sebagai salah satu interkoneksi prioritas, mengingat dampaknya terhadap ketahanan energi regional dan percepatan upaya transisi energi,” ujar Darmawan dikutip dari keterangan pers, Sabtu (9/3).

Menurut Darmawan, kerja sama ini menjadi simbol kekuatan baru ASEAN yang sebelumnya terpecah-pecah, dan kini menjadi satu kesatuan. Menurutnya, ambisi ini hanya dapat dicapai melalui kolaborasi, seperti yang ditunjukkan dengan kemitraan PLN dan USTDA.

“Mimpi besar ASEAN Power Grid adalah bagaimana infrastruktur ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara di Asia Tenggara, meningkatkan ketahanan energi, dan di saat yang sama juga mendukung transisi ke energi yang lebih bersih,” katanya.

PLN menyadari proyek interkoneksi ini bukanlah perkara mudah. Terdapat tantangan dari sisi kebijakan negara yang berbeda-beda, teknis, dan komersial, tantangan ini dapat diatasi apabila seluruh pihak bersatu.

Direktur USTDA Enoh T. Ebong menuturkan, kolaborasi USTDA-PLN ini diharapkan menjadi pondasi interkoneksi yang memungkinkan negara-negara di Asia Tenggara dalam berbagi listrik antarnegara. Sejalan dengan itu, juga untuk membantu menyeimbangkan antara pasokan dengan permintaan lokal.

USTD melihat, infrastruktur listrik ini juga akan memfasilitasi pembagian sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) yang berperan penting dalam meningkatkan ketahanan energi masing-masing negara dan mendorong pertumbuhan.

“Kami hadir hari ini karena Indonesia dan Malaysia memiliki perekonomian yang dinamis dan berkembang pesat. Mungkin tidak ada investasi yang lebih penting dalam hal ini selain energi yang dapat diandalkan dan bersih,” ucap Enoh.

Menurutnya, kemitraan dengan PLN memberikan peluang besar untuk memperluas pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia dan Malaysia. Terutama untuk menghubungkan ekosistem energi di Asia Tenggara dengan industri Amerika Serikat.

“Pengembangan infrastruktur listrik antarnegara ini akan mendukung ambisi energi terbarukan dan memajukan ekonomi Indonesia dan Malaysia serta membawa manfaat bagi negara-negara anggota ASEAN,” imbuh Enoh.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk ASEAN Yohannes Abraham mengapresiasi penandatanganan kerja sama pengembangan infrastruktur energi antara USTDA dan PLN tersebut. Dia mengatakan, pengembangan infrastruktur energi ini akan meningkatkan ketahanan energi dan memajukan transisi energi di ASEAN.

“Perjanjian antara USTDA dan PLN hari ini akan membantu mengembangkan interkoneksi tenaga listrik yang diperlukan untuk memperluas perdagangan listrik regional, memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan menghadirkan lebih banyak EBT di wilayah tersebut,” ujar Abraham.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...