Harga Minyak Dunia Melonjak Usai Serangan Iran ke Israel
Harga minyak dunia naik pada Selasa (16/4) di tengah meningkatnya ketegangan geolopolitik di Timur Tengah. Walau naik, konflik Israel - Iran akan tetap memberi sentimen terhadap pergerakan harga minyak dunia ke depan.
Berdasarkan laporan Reuters, harga minyak mentah Brent untu pengiriman pada Juni mendatang naik 46 sen, atau 0,5%, menjadi US$ 90,56 per barel pada pukul 00.00 GMT. Sementara minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman Mei naik 43 sen, atau 0,5%, menjadi US$ 85,84 per barel.
Padahal, Senin kemarin harga minyak sempat turun usai Iran melakukan serangan balasan ke Israel pada Minggu (14/4). Ini yang menjadi mula kekhawatiran pasar bahwa konflik keduanya akan mendorong harga minyak dunia.
Apalagi, Iran memproduksi minyak mentah lebih dari 3 juta barel per hari, dan menjadikannya sebagai salah produsen utama dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Dengan posisi Iran yang strategis, harga minyak mentah pun meningkat tajam pada Jumat (12/4) ke level tertinggi sejak Oktober, seiring berhembusnya kabar bahwa Iran segera melakukan serangan balasan ke Israel.
Tak butuh waktu lama, Iran benar-benar melakukan serangan balas ke Israel pada Minggu malam, yang membuat konflik keduanya makin memanas. Kondisi ini membuat khawatir dunia, termasuk Cina yang menjadi negara pengimpor minyak terbesar di Iran.
Konflik Iran - Israel Bisa Bebani Ekonomi Cina
Cina pada hari ini akan secara resmi merilis data pertumbuhan ekonomi, yang diperkirakan melambat menjadi 4,6% secara tahunan (yoy). Padahal tiga bulan sebelumnya, ekonomi Cina bisa tumbuh hingga 5,2% yoy.
Dengan adanya konflik Iran - Israel dan ketergantungan Cina akan pasokan minyak, semakin membebani pertumbuhan ekonomi Cina. Untuk itu, pembuat kebijakan Cina diminta untuk memberikan langkah-langkah stimulus untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga minyak.
Pendiri dan Direktur Riset di Energy Aspects, Amrita Sen justru mengatakan, ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang berpusat pada konflik Israel- Hamas, diperkirakan hanya berdampak kecil pada pasokan minyak dunia.
"Jika krisis ini tidak meningkat ke titik yang dapat menganggu pasokan minyak, maka akan ada risiko penurunan (harga) dari waktu ke waktu, Jika sudah ada kejelasan atas respons Israel yang terukur," kata dia.
Seperti diketahui, hubungan Iran dan Israel semakin memanas sejak awal April 2024 lalu. Bahkan Iran telah melancarkan serangan balasan setelah Israel lebih dahulu menyerang konsultan Iran di Damaskus, Suriah, yang menyebabkan 16 orang tewas.
Israel akan merespons serangan rudal dan pesawat tak awak yang dilakukan Iran pada akhir pekan lalu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan memanggil kabinet perang untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam.
Hal ini sebagai respons untuk mempertimbangkan bagaimana reaksi yang harus diambil terhadap serangan langsung Iran untuk pertama kalinya terhadap Israel. Sehingga meningkatkan kekhawatiran pasar bahwa serangan balasan dapat berdampak pada pasokan minyak dunia.