Italia Lobi Negara G7 Tetapkan Tenggat Untuk Pensiun dari Batu Bara
Italia tengah mendorong tercapainya kesepakatan di antara negara-negara kaya Kelompok Tujuh atau Group of Seven (G7) untuk menetapkan tanggal target penghentian penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Kesepakatan ini akan menjadi salah satu langkah yang sejalan dengan arah konferensi iklim PBB COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) tahun lalu untuk beralih dari bahan bakar fosil, di mana batu bara menjadi sumber terbesar emisi karbon.
Italia, yang merupakan presiden bergilir G7 tahun ini, saat ini berencana mematikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada 2025, kecuali di pulau Sardinia yang tenggat waktunya pada 2028.
“Para menteri energi negara G7 akan bertemu pada pertemuan di Turin, Italia akhir pekan ini. Roma ingin membujuk mitra-mitranya untuk menetapkan tanggal target bersama untuk berakhirnya penggunaan batubara,” kata sumber diplomatik Italia seperti dikutip Reuters, Senin (29/4).
“Roma siap untuk mengajukan tenggat waktunya sendiri jika diperlukan untuk menjadi perantara kesepakatan,” kata sumber tersebut menambahkan.
Namun, sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa Jerman menolak upaya Italia mengenai tenggat waktu penghentian penggunaan batu bara, di tengah negosiasi yang sedang berlangsung untuk menemukan kompromi pada pertemuan di Turin yang dimulai pada hari Minggu.
Berlin saat ini berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2030, namun bahan bakar tersebut masih menjadi sumber energi terpenting kedua di negara itu untuk menghasilkan listrik.
Italia dan Jerman juga berselisih mengenai tenaga nuklir, dan Roma bersedia menyatakan dalam komunike G7 bahwa tenaga yang dihasilkan oleh fisi nuklir adalah salah satu pilihan yang dapat dipilih negara-negara G7 untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Roma juga ingin menyatakan dukungannya terhadap penelitian reaktor nuklir generasi baru, kata sumber tersebut, namun Jerman, yang menghentikan pembangkit listrik tenaga nuklir terakhirnya pada 2023, menolak menyuarakan dukungan terhadap energi yang berasal dari fisi nuklir.
Kelompok G7 terdiri dari tujuh negara terkaya di dunia. Selain Italia yang menjadi presiden bergilir saat ini, anggota lainnya yaitu Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Kanada, Inggris, dan Jepang.