Investasi Migas 2024 Ditargetkan US$ 17 M: BP, Exxon, Eni Sumbang 40%

Happy Fajrian
16 Mei 2024, 18:45
investasi migas, migas, skk migas,
Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu
Investasi migas tahun 2024 ditargetkan US$ 17,7 miliar, naik 29% dibandingkan capaian 2023 sebesar US$ 13,7 miliar.
Button AI Summarize

Investasi migas Indonesia tahun ini ditargetkan naik 29% menjadi US$ 17,7 miliar dibandingkan capaian 2023 sebesar US$ 13,7 miliar. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa peningkatan investasi ini akan digunakan untuk menggenjot pengeboran.

Selain itu, Dwi juga mengatakan bahwa 40% dari target investasi tersebut akan dipenuhi oleh perusahaan atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) asing seperti Eni, ExxonMobil, dan BP. 

“Kami akan meningkatkan pengeboran. Tahun lalu kami mengebor 790 sumur, tahun ini kami merencanakan sekitar 930 sumur. Eksplorasi akan ditingkatkan menjadi US$ 1,4 miliar dari US$ 900 juta tahun lalu,” kata Dwi di sela konferensi Future Energy Asia, dikutip dari Reuters, Kamis (16/5).

Dia menambahkan bahwa pengeluaran untuk eksplorasi akan mencakup investasi besar-besaran pada proyek-proyek yang akan mulai berproduksi atau onstream pada 2030.

Menurut mantan bos Pertamina ini tren dekarbonisasi menjadi tantangan besar bagi proyek-proyek migas. Hal ini karena sebagian besar pendanaan atau investasi berasal dari bank asing, sedangkan tidak ada tingkat pengembalian yang konsisten atas investasi pada proyek penangkapan karbon.

Pemerintah Indonesia berupaya membalikkan tren ini dan menargetkan peningkatan produksi minyak menjadi satu juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada 2030.

“Persyaratan pembiayaan dan juga dari perusahaan internasional adalah harus memenuhi green target. Artinya capex mereka bisa meningkat tanpa ada keuntungan (moneter) dari carbon capture di masa depan,” ujarnya.

Kinerja Lifting Migas Turun

Dwi memperkirakan lifting minyak tahun ini akan sedikit lebih rendah yakni 600.000 barel per hari (bph), dibandingkan dengan 605.000 bph pada 2023. Namun, angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan SKK Migas sebelumnya sebesar 596.000 bph.

Namun, ia memperkirakan lifting gas 2024 akan meningkat sekitar 8% menjadi 5.700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), di atas 5.300 MMSCFD yang dicapai pada 2023, dan perkiraan sebelumnya sebesar 5.544 MMSCFD berdasarkan rencana kerja kontraktor untuk 2024.

Pengembangan proyek gas baru di Indonesia mengalami penundaan karena perubahan pemegang saham proyek, pandemi COVID-19, dan penyesuaian untuk mengadopsi teknologi penangkapan karbon.

“Perkiraan produksi gas alam yang membaik ini disebabkan oleh proyek-proyek baru yang mulai berproduksi baru-baru ini,” katanya. “Keputusan investasi akhir di ladang Geng North yang tertunda diperkirakan akan dilakukan pada pertengahan tahun ini”.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...