SKK Migas Sebut 2024 Tahun yang Berat, Luncurkan Inovasi Baru

Mela Syaharani
10 Juni 2024, 17:35
migas, skk migas, inovasi, hulu migas
ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/foc.
Pekerja perempuan asli Papua, Marteda Framuwati Solossa membuka pintu masuk eksplorasi buah merah di Kampung Pusutiligum Distrik Klasafet Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Senin (29/4/2024)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

SKK Migas mengatakan bahwa 2024 menjadi tahun yang berat bagi industri hulu migas. Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti mengatakan hal tersebut lantaran target produksi dan lifting yang belum tercapai dalam beberapa tahun terakhir.

“Sementara berdasarkan long term planning (LTP) yang telah disiapkan, kami selalu menempatkan target-target yang agresif dari tahun ke tahunnya,” ujarnya dalam acara Pre-IOG SCM Summit, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/6).

Pemerintah juga telah menetapkan target produksi minyak satu juta barel per hari dan gas bumi mencapai 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

Shinta menyebut, guna mencapai target tersebut dibutuhkan kerja keras dan semangat yang tinggi dan fungsi manajemen rantai pasok atau supply chain management (SCM) menjadi ujung tombak guna mendukung produksi migas tanah air.

“Target produksi dan lifting merupakan tanggung jawab kita bersama, karena fungsi SCM diharapkan menjadi fungsi yang dapat memberikan peran strategis kepada industri hulu migas,” ujarnya.

Menghadapi hal ini, SKK Migas meluncurkan Sistem Pemetaan Kolaboratif Tata Ruang Hulu Migas atau SPEKTRUM IOG 4.0 di Surabaya pada Senin (10/6).

Shinta mengatakan sistem ini merupakan sebuah tata cara baru pemanfaatan informasi geospasial untuk pemetaan cerdas eksplorasi dan optimalisasi produksi yang lebih menjanjikan, sekaligus menyambut era Spatial Computing di industri hulu migas. “Saya harap ini menjawab tantangan saat ini bahwa diperlukan pengintegrasian data,” ucapnya.

Shinta mengatakan sistem ini diharapkan menjadi wahana kolaborasi SKK Migas dan KKKS dalam kompilasi, integrasi, sinkronisasi, dan harmonisasi informasi tata ruang atau geospasial hulu migas bagi pencapaian target IOG 4.0 di 2030.

Dia mengatakan kegiatan SCM di lingkungan hulu minyak dan gas bumi harus dilakukan melalui kegiatan business not as usual, serta memiliki sense of crisis, diperlukannya terobosan-terobosan dan usaha-usaha yang agresif dengan tetap mendorong kontribusi industri dalam negeri.

"Kita tahu bahwa telah ditemukan banyak sekali temuan-temuan migas di Indonesia yang ini merupakan satu hal baru dan mungkin kesiapan dalam peralatannya harus dipersiapkan. Sehingga pada saat pengembangan temuan tersebut dan siap juga dilaksanakan dalam SCM," kata dia.

Sebelumnya, pada 2023 SKK Migas mengakui target tersebut sangat menantang dan berat lantaran sebagian besar lapangan migas yang sudah mature sehingga produksinya turun secara alamiah.

“Target satu juta bph cukup atau sangat-sangat menantang dan berat. Karena secara aset mungkin 80-90% lapangan kita sudah mature, tekanan berkurang dan lain sebagainya,” kata Wakil Kepala SKK Migas yang saat itu dijabat oleh Nanang Abdul Manaf dalam acara Forum Kapasitas Nasional 2023 pada Kamis (23/11).

Kendati demikian, Nanang menyebut pemerintah masih terus berusaha meningkatkan recovery factor. “Kita paling tidak harus mendekati angka tersebut, kalau enggak devisa kita nanti buat impor,” ujarnya.

Selain itu Nanang menjelaskan pemaksimalan produksi migas juga dilakukan melalui cara-cara lain, seperti menggunakan metode enhanced oil recovery (EOR), chemical, bakteri, injeksi CO2 atau dengan steam flood.

“Jika produksi tidak dapat mendekati target maka akan semakin besar kekurangan yang harus ditutupi. Kalau kita hanya mengandalkan produksi saat ini tidak ada upaya-upaya lagi, kemungkinan harus impor,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...