ESDM Selesaikan 460 RKAB Mineral, Ini Daftar Rencana Produksinya
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan telah menyelesaikan 460 dari 770 rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) yang diajukan oleh perusahaan mineral hingga 3 Juli 2024.
“Dari jumlah tersebut, sebanyak 421 RKAB disetujui, dan 39 lainnya ditolak,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Siti Sumilah Rita Susilawati kepada Katadata.co.id pada Kamis (4/7).
RKAB merupakan rencana kerja tahun berjalan pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara yang meliputi aspek pengusahaan, aspek teknik, dan aspek lingkungan. Sebelumnya, pengajuan RKAB dilakukan setiap tahun.
Namun regulasi mengenai hal ini sudah berubah, perusahaan hanya perlu mengajukan satu RKAB untuk periode tiga tahun.
Dari jumlah RKAB tersebut, Rita juga merinci rencana produksi setiap komoditas mineral yang sudah diajukan. Berikut data rencana produksi per 3 Juli 2024:
- Emas sebanyak 20,8 ton
- Perak sebanyak 124,7 ton
- Nikel sebanyak 235.9 juta ton
- Tembaga sebanyak 101 juta ton
- Bauksit sebanyak 32 juta ton
- Timah sebanyak 57 ribu ton
- Konsentrat Besi sebanyak 6,8 juta ton
- Bijih Galena sebanyak 242 ribu ton
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Suswantono mengatakan penyebab lambatnya persetujuan (RKAB) dari perusahaan-perusahaan mineral dan batu bara berkaitan dengan kelengkapan persyaratan yang belum sepenuhnya dipenuhi.
“RKAB tidak tidak sulit diterbitkan asal dengan catatan si pelaku usaha bisa melengkapi persyaratannya. Karena selama ini pelaku usaha belum bisa melengkapi persyaratannya,” kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa (26/3).
Bambang menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah cara agar memudahkan proses penerbitan melalui pelatihan atau coaching clinic dari Dirjen Minerba. “Sudah Coaching Clinic pun itu belum semua perusahaan bisa menyelesaikan,” ujarnya.
Bambang mengaku, lambatnya proses penerbitan RKAB juga berimbas pada tekanan yang dia terima dari Menteri ESDM Arifin Tasrif. “Saya juga dikejar-kejar menteri saya, kenapa RKAB lambat. Kami sudah siap tapi pelaku usaha belum bisa melengkapi dan merespon,” kata dia.