Target Ekspansi ke Eropa, Harita Incar Sertifikasi Penambangan Bertanggung Jawab

Mela Syaharani
9 Agustus 2024, 11:57
harita nickel, nikel, tambang, pertambangan,
Katadata/Lona Olavia
Pembangunan smelter nikel teknologi high pressure acid leaching (HPAL) di PT Halmahera Persada Lygend (HPL).
Button AI Summarize

Harita Nickel mengatakan sedang berupaya mendapatkan sertifikasi dari Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) untuk memperlancar pemasaran produk nikel perusahaan ke pasar Eropa.

Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy mengatakan IRMA merupakan salah satu institusi yang memiliki reputasi baik untuk bisa memverifikasi setiap proses pertambangan secara end-to end.

Roy berharap Harita sudah bisa mendapatkan sertifikasi dari IRMA sehingga pembeli-pembeli, khususnya dari negara barat, lebih nyaman dan percaya dengan produk tambang perusahaan.

“Karena mereka bisa lacak sumber bahan bakunya dari mana, apakah proper cara mengolah bahan bakunya,” ujarnya dalam acara Sustainability Action for the Future Economy atau Katadata SAFE 2024 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Kamis (8/8).

Dia menyebut, perluasan pasar nikel Harita ke Eropa merupakan salah satu upaya untuk mengikis impresi negara barat terhadap julukan dirty nickel Indonesia.

Roy mengatakan, sertifikasi IRMA ini merupakan salah satu wujud komitmen kuat Harita terhadap ESG termasuk dampak yang dihasilkan dari penambangannya.

Tidak hanya IRMA, dia menyebut setiap tahun ada proses audit dari berbagai pihak ke Pulau Obi tempat konsesi Harita untuk mereview bagaimana proses penambangan disana.

“Kalau ada IRMA nanti para auditor ini akan lebih nyaman karena proses kami itu sudah di-sertified oleh satu lembaga internasional,” ujarnya.

Roy mengatakan sertifikasi IRMA ini sangat penting karena para calon pembeli nikel dari Eropa sangat memperhatikan bagaimana penerapan prinsip ESG.

“Alhamdulillah saat ini kami sudah ada pengiriman dari beberapa kapal mulai jalan ke Eropa karena Mereka melihat bahwa proses ESG kami Itu sudah cukup proper dan comply dengan aturan-aturan yang bahkan mendekati standar internasional,” ucapnya.

Roy menyampaikan, penerapan standar pertambangan yang dipatok Eropa itu mahal dan banyak kriteria yang harus dipenuhi.

“Kami diaudit 600 pertanyaan termasuk mengenai bagaimana interaksi dan meningkatkan taraf sosial hidup masyarakat disitu. Jadi bukan cuma sekedar operasional pertambangan aja mereka melihat semuanya end to end-nya,” kata dia.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...