Menteri ESDM Resmikan Konversi Kapal Bertenaga Diesel dan LNG Berbiaya Rp 15,9 M

Mela Syaharani
13 Agustus 2024, 06:28
kapal, esdm, pertamina, phm,
Katadata/Mela Syaharani
Kapal konversi dual fuel diesel dan LNG milik Pertamina Hulu Mahakam.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan RI meresmikan operasional prototype diesel double fuel (DDF) crewboat di Balikpapan, Kalimantan Timur pada Senin (12/8).

DDF ini merupakan konversi kapal kru yang dilakukan Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang awalnya berbahan bakar diesel, menjadi bertenaga diesel dan gas alam cair (LNG) atau DDF.

“Ini adalah unit pertama, mudah-mudahan kedepannya konversi unit selanjutnya bisa dilakukan,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara peresmian DDF di Balikpapan pada Senin (12/8).

Arifin menyebut konversi kapal ini telah menempuh perjalanan panjang, dengan inisiatif pertama kali muncul pada 2021 lalu.

PHM mengatakan konversi ini dilakukan untuk mengoptimalkan biaya operasi, mengurangi pencemaran lingkungan, serta mendukung kebijakan diversifikasi energi pemerintah.

“Biaya yang dikeluarkan untuk mengkonversi kapal tersebut estimasi kami sekitar US$ 1 juta. Kemudian kalau kami hitung dari konversi tersebut, pay ordernya adalah sekitar empat tahun,” kata General Manager PHM Setyo Sapto Edi saat peresmian operasional kapal di Balikpapan.

Setyo mengatakan optimalisasi ini dapat dilakukan dengan konversi kapal tersebut mengingat operasi dan produksi PHM yang berada di area rawa dan laut. Kondisi ini mengharuskan operasi PHM sebagian besar menggunakan vessel, dan transportasi laut lainnya.

Hal ini menyebabkan pengeluaran bahan bakar dalam jumlah besar, sebab termasuk juga kebutuhan untuk pengeboran rig. “Sehingga kami menggunakan BBM itu sekitar rata-rata 80-90 juta liter per tahun,” ujarnya.

Setyo menyebut, sebelum dikonversi kapal ini mengonsumsi diesel sebanyak 1.500 liter per hari. Namun melalui konversi dua sumber tenaga yakni LNG dan diesel, PHM targetkan porsi penggunaan bahan bakar akan menjadi 80% LNG dan 20% diesel.

“Jika kami estimasi konsumsi sehari 1500 liter diesel, jika diganti dengan LNG maka menghabiskan 30 MMBTU, sehingga efisiensinya berkisar Rp 12 juta per hari,” ucapnya.

Dia mengatakan pasokan LNG ini didapatkan dari Pertagas yang menjual LNG seharga US$ 19 per MMBTU.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...