IBC Belum Bisa Akuisisi 5% Saham HLI Green Power Karena Terkendala Dokumen


Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho, mengungkapkan bahwa rencana perusahaan untuk membeli 5% saham di PT HLI Green Power di Karawang New Industry City (KNIC) hingga saat ini belum dapat direalisasikan.
Hambatan utama berasal dari LG Energy Solution (LGES), yang belum memberikan dokumen lengkap yang diperlukan untuk proses valuasi.
“Kami belum bisa eksekusi karena dari sisi LG Energy Solution sendiri, dokumen yang kami perlukan untuk valuasi perusahaan ini tidak diberikan secara utuh. Sehingga, kami tidak bisa memasukkan 5% saham,” ujar Toto dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR pada Senin (17/2).
HLI Green Power merupakan perusahaan yang dimiliki oleh LG Energy Solution dan Hyundai Group. Rencana masuknya IBC sebagai pemegang saham 5% berawal dari nota kesepahaman (MoU) antara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Hyundai, LGES, dan IBC yang ditandatangani pada 28 Juli 2021.
“Kami di awal sebenarnya sudah melakukan MoU dan juga Heads of Agreement (HoA) dengan mereka untuk komitmen bisa masuk saham 5%,” kata Toto.
Diresmikan oleh Jokowi
Sementara itu, HLI Green Power diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 3 Juli 2024. Dalam acara tersebut, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tengah memasuki babak baru dalam industri kendaraan listrik dan ekosistem baterai EV.
“Hari ini kita telah memulai babak baru dalam meletakkan tonggak komitmen kita untuk menjadi pemain global di ekosistem EV, sel baterai, dan kendaraan listrik,” kata Jokowi dalam acara peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (2/7/2024).
Jokowi juga menyampaikan apresiasinya terhadap investasi Hyundai dan LG dalam proyek ini. Hyundai telah menggelontorkan Rp 20 triliun untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Sementara konsorsium antara Hyundai dan LG memiliki nilai investasi sebesar Rp 160 triliun yang akan diselesaikan secara bertahap. Jokowi mengungkapkan, bahwa Investasi ini akan diselesaikan secara bertahap.
"Semoga ini menandai semakin baiknya hubungan Korea Selatan dan Indonesia.
Saya sangat menghargai investasi Rp 20 triliun dari pabrik mobil Hyundai, dan juga grand package yang sebentar lagi akan diresmikan, yakni konsorsium Hyundai dan LG," ujarnya.