ESDM Bantah Stok BBM SPBU Swasta Kosong karena Izin Impor
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan alasan kosongnya pasokan beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) di SPBU milik perusahaan swasta. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan hal tersebut tidak berkaitan dengan pemberian izin impor BBM untuk badan usaha.
“Bukan (karena izin impor), saya cek dulu tapi proses perizinan itukan ada di Ditjen Migas. Jadi ini sudah kami bahas,” kaya Yuliot saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/8).
Kendati demikian dia mengakui bahwa pemerintah sedang melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pasokan BBM secara nasional. Hal ini dilakukan imbas adanya kelebihan permintaan BBM pada Februari 2025 sehingga pasokan untuk Maret kemarin cukup tinggi.
“Waktu itu sebenarnya kami ada batasan kuota dan ini sudah dikoordinasikan dengan Kementerian Perdagangan dan Keuangan bagaimana untuk kebutuhan energi khususnya BBM bisa terpenuhi secara keseluruhan,” ujarnya.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengatakan pemerintah sudah memberikan izin impor BBM ke perusahaan swasta dengan jumlah kuota yang sama seperti tahun 2024. Selain itu, Bahlil menambahkan pemerintah juga menyetujui penambahan izin impor BBM sebanyak 10% tahun ini.
Di sisi lain, Ketua Umum Partai Golkar itu menyampaikan bahwa pemerintah tengah memperkuat posisi Pertamina sebagai penopang utama ketersedian BBM domestik. Menurutnya, hal ini menyangkut implementasi Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
“Saya ingin mengatakan bahwa hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Jadi Pertamina yang akan diperkuat,” kata Bahlil di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (27/8).
Stok BBM BP dan Shell Kosong
Presiden Direktur PT Aneka Petroindo Raya, perusahaan patungan BP-AKR, Vanda Laura mengatakan saat ini sedang mencari alternatif pasokan dalam negeri, menyusul kosongnya stok beberapa jenis bahan bakar minyak di SPBU mereka.
Kekosongan BBM ini sudah terjadi sejak beberapa hari lalu di sejumlah jaringan SPBU mereka. Dia mengatakan BP-AKR berkomitmen memulihkan ketersediaan stok BBM dengan berkoordinasi secara aktif dengan pihak-pihak terkait.
“Sekaligus mengoptimalkan distribusi, mencari alternatif pasokan dalam negeri, serta menyiapkan skenario operasional agar layanan pelanggan tetap terjaga,” kata Vanda kepada Katadata, Rabu (27/8).
Vanda mengakui bahwa saat ini beberapa jaringan SPBU BP mengalami keterbatasan stok BBM BP Ultimate dan BP 92, sehingga tidak dapat melayani penjualan produk BBM secara lengkap.
“Kami memahami pentingnya kontinuitas pasokan bahan bakar bagi pelanggan untuk mendukung mobilitas harian mereka,” ujarnya.
Namun, dia memastikan seluruh SPBU BP tetap beroperasi untuk melayani produk yang tersedia dan layanan lainnya. “Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini dan berterima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada SPBU BP,” katanya.
Tidak hanya BP, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian juga membenarkan bahwa produk BBM Shell Indonesia seperti jenis Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU. Dia menyebut belum ada kepastian kapan ketiadaan stok BBM ini akan berakhir.
“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia untuk memastikan ketersediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” kata Ingrid kepada Katadata, Rabu (27/8).
