Cadangan Beras Menumpuk, DPR Minta BPNT Ditangani Bulog
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta agar program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ditangani oleh Perum Bulog. Saat ini, BPNT ditangani oleh Kementerian Sosial.
Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron mengatakan, hal tersebut untuk memperlancar penyaluran beras Bulog agar tidak menumpuk di gudang. Saat ini, Bulog kesulitan menyalurkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) lantaran penyalurannya harus menunggu penugasan dari pemerintah.
Bulog mendapatkan kuota penyaluran BPNT untuk periode September-Desember 2019 sebesar 700 ribu ton. Meski begitu, realisasinya penyaluran Bulog untuk BPNT sampai saat ini baru mencapai 122 ribu ton atau sekitar 17% dari target.
"BPNT harus dioperasionalkan di Bulog sehingga Bulog bisa mengatur stok nasional, volume beras cukup, bisa menyerap gabah masyarakat," kata Herman dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Kamis (12/12).
(Baca: Tak Ada Kepastian Penyaluran Beras, Pengamat Sebut Bulog bisa Bangkrut)
Dalam program BPNT, penerima bantuan atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dapat bebas untuk memilih komoditas yang diinginkan, yaitu beras atau telur. Selain itu, posisi Bulog terhimpit lantaran BUMN pangan ini harus bersaing dengan pemasok beras swasta dalam program pengadaan bantuan sosial tersebut.
Akibatnya, stok beras Bulog mengalami penurunan mutu dan berpotensi dibuang (disposal stock) lantaran menumpuk di gudang. Hingga saat ini, beras disposal stock mencapai 20 ribu ton. Herman juga meminta, kebijakan terkait CBP Bulog tidak terpecah-pecah lintas kementerian. Dengan demikian, Bulog dapat memiliki kepastian dalam penggunaan CBP.
(Baca: Bulog Buang Beras 20 Ribu Ton, Buah dari Kebijakan Salah Hitung Impor?)
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Bisnis Bulog Imam Subowo berharap pihaknya dapat menjadi penyalur tunggal BPNT. "Kami siap untuk menjadi supplier utama BPNT," ujar dia.
Bila Bulog jadi penyalur utama, dia memperkirakan penyaluran BPNT oleh Bulog akan mencapai 1,56 juta ton beras per tahun. Jumlah KPM tahun depan mencapai 15,6 juta orang dengan rata-rata beras yang diterima mencapai 10 kilogram per KPM.
Sebaliknya, bila Bulog tidak bisa menjadi penyalur utama BPNT, perusahaan pelat merah tersebut berencana untuk memperbesar pasar komersial hingga 50%. Pada tahun depan, Bulog menargetkan penjualan beras komersial 650 ribu ton.
(Baca: Bos Bulog Targetkan Rapor Keuangan Biru Tahun Depan, Ini Starteginya)