Tol Trans Sumatera Dilengkapi 5 Terowongan Khusus Perlintasan Gajah
Pembangunan jalan tol Trans Sumatera pada ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilo meter akan dilengkapi lima terowongan untuk perlintasan gajah. Hal ini untuk menjaga konservasi habitat hewan tersebut.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menjelaskan tol Pekanbaru-Dumai pada seksi IV dan V melewati kawasan habitat gajah di Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Siak. Diperkarakan, terdapat lebih 25 ekor gajah di kawasan itu. "Ini untuk mendukung kelestarian keanekaragaman hayati Sumatera," kata Danang dalam keterangan resminya, Jumat (8/3).
(Baca: Tol Trans Sumatera Berpotensi Tambah Penerimaan Pajak Rp 2.690 Triliun)
Untuk mendukung pembangunan ini, PT Hutama Karya sebagai BUJT telah berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, serta sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang konservasi hewan. Tol Trans Sumatera ini diharapkan dapat meningkatkan akses antara kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau dan Dumai sebagai kota pelabuhan untuk distribusi industri perminyakan dan agribisnis.
Selain itu, arus distribusi barang dari pusat industri ke berbagai wilayah di Sumatera juga diharapkan semakin lancar. “Harapannya, dapat memangkas waktu tempuh dari 5 jam menjadi kurang lebih 2 jam,” ujar Danang.
Jalan tol ini terbagi menjadi dalam enam seksi dengan investasi pembangunan sebesar Rp 16,2 triliun. Hingga saat ini, progress pembangunan tol secara keseluruhan diperkirakan mencapai 37%.
(Baca: Bangun Tol 2.700 km, Hutama Karya Butuh PMN Rp 10-15 Triliun per Tahun)
Pada akhir tahun, sepanjang 33 kilometer tol Trans Sumatera diprediksi sudah selesai terbangun dan bertambah menjadi 98 kilometer pada 2020.
Jalan Tol Trans Sumatera Berpotensi Menambah Pajak Rp 2.690 triliun
Selain mendorong konektivitas antarwilayah, pembangunan jalan tol Trans Sumatera berpotensi menambah penerimaan pajak sebesar Rp 2.690 triliun dalam kurun 2018-2048 atau Rp 86 triliun per tahun. Penerimaan tersebut berasal dari pajak penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Brahmantio Isdijoso mengatakan, potensi penerimaan pajak tersebut dihitung dari empat wilayah yakni Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, dan Lampung. Rinciannya, potensi penambahan pajak dari Sumatera Utara Rp 61 triliun per tahun, Riau Rp 8 triliun, Sumatera Selatan Rp 11 triliun, dan Lampung Rp 4 triliun per tahun.
"Keberadaan jalan tol Trans Sumatera juga akan memberikan tambahan bagi Penerimaan Asli Daerah (PAD) di keempat wilayah tersebut sebesar Rp 9,7 triliun per tahun atau Rp 300,8 triliun selama periode 2018-2048," kata Brahmantio dalam diskusi Kupas Tuntas Trans Sumatera, di Medan, Rabu (6/3).
(Baca: Menteri Rini: Tol Terbanggi Besar-Palembang Berfungsi saat Mudik 2019)
Daerah yang mendapatkan potensi tambahan PAD terbesar adalah Sumatera Utara, yakni 78% dari total potensi atau setara Rp 7,77 triliun per tahun. Jalan tol Trans Sumatera sepanjang 2.765 kilometer akan menghubungkan Aceh hingga Lampung. Proyek infrastruktur strategis yang digarap oleh PT Hutama Karya ini ditargetkan rampung pada 2024.