Konsorsium Tiongkok Dukung Pencairan Dana Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pencairan dana tahap pertama dari China Development Bank (CDB) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bakal bisa direalisasikan Maret 2018. Pencairan ini akan terealisasi setelah China Railway Corporation, salah satu perusahaan konsorsium Tiongkok yang membiayai proyek, melakukan peninjauan ke lapangan.
"Saya kira bulan ini bisa (cair). Mudah-mudahan tidak ada halangan apa-apa," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (9/3).
Perwakilan China Railway Corporation berkunjung ke Indonesia beberapa hari lalu. Mereka melakukan peninjauan ke lapangan untuk mengetahui perkembangan proses perizinan dan pembebasan lahan dari proyek senilai US$ 6,071 miliar tersebut.
(Baca juga: Tiongkok Tinjau Pembebasan Lahan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung)
Dari hasil peninjauannya, China Railway Corporation menilai perkembangan proyek kereta cepat berjalan dengan cukup baik. Mereka menganggap penyelesaian masalah perizinan dan pembebasan lahan telah berproses cukup lancar. Hasil tinjauan China Railway Corporation ini kemudian akan dilaporkan Luhut kepada Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya, pembebasan lahan menjadi salah satu kendala atas pencairan dana dari CDB. Sebelum kunjungan China Railway, lahan yang telah dibebaskan sebanyak 54% atau hanya 55 kilometer (km) dari 142 km panjang jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung. "Mungkin hari ini sudah dekat 60%," kata Luhut.
Luhut juga menyatakan pembangunan konstruksi proyek sepanjang 142 kilometer akan segera dipercepat. Namun, masish menunggu pelatihan yang akan diberikan China Railway Corporation kepada penduduk yang tinggal di sekitar proyek kereta cepat.
Perusahaan tersebut berencana membawa sebagian penduduk mengikuti pelatihan di Beijing, Tiongkok. Usai pelatihan, sebagian penduduk diharapkan dapat dilibatkan sebagai pekerja konstruksi kereta cepat.
"Mereka akan membuat training untuk penduduk setempat yang (kemudian) akan diterima bekerja untuk proyek itu," kata Luhut.
(Baca juga: Luhut Sebut Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Mundur ke 2024)
Kereta cepat Jakarta-Bandung memang dibiayai modal yang disetor konsorsium perusahaan Tiongkok dan Indonesia serta dana pinjaman dari China Development Bank (CDB). Dari total pembiayaan proyek ini yang sebesar US$ 6,071 miliar atau setara dengan Rp 82,7 triliun, sebesar 25% merupakan ekuitas KCIC yang berasal dari Beijing Yawan dan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan komposisi 40:60.
Sementara 75% sisanya akan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB). Pemerintah sebelumnya menargetkan pinjaman CDB tahap pertama akan senilai US$ 500 juta.
(Baca: Tiongkok Baru Setor Rp 2 Triliun untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung)