Berutang Rp 2 T, Indoritel Gadaikan Saham Indomaret, Sari Roti, KFC
Kendati daya beli tahun lalu diprediksi melambat tahun lalu, namun kinerja serta rencana ekspansi entitas anak perusahaan terus melaju.
Hingga kuartal III 2017 lalu, Fast Food Indonesia mencetak pendapatan sebesar Rp 3,89 triliun, naik 9,26% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,56 triliun dan menargetkan penjualan mencapai Rp 6,03 triliun di 2018, sementara Sari Roti membukukan pendapatan Rp 1,82 triliun, turun tipis 0,53% menjadi Rp 1,83 triliun. Sedangkan Indomarco Prismatama menargetkan menambah 1.500 unit gerai sepanjang tahun lalu, dari total gerai yang dioperasikan perseroan sebanyak 14.033 gerai hingga Juni 2017.
Perlambatan pertumbuhan industri ritel tahun lalu diharapkan dapat membaik tahun ini . Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) optimistis pesta demokrasi yang diselenggarakan pada 2018 akan mendongkrak pertumbuhan retail antara 10-12%. “Ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang sekitar 7,5% sampai 8%, tapi kami masih hitung total pertumbuhan 2017,” ujar Ketua Umum Aprindo Roy Mandey kepada Katadata, Rabu (3/1).
(Baca juga : Tahun Politik, Pengusaha Yakin Retail Tumbuh Hingga 12%)
Menurutnya, proses sosialisasi program kerja para calon kepala daerah disertai dengan penyediaan konsumsi masyarakat yang dibeli melalui retail. Terlebih, sistem kemitraan antara pengusaha retail dan warung tradisional sudah mulai berjalan.
Selain Pilkada, Roy menjelaskan perhatian pemerintah untuk mengalokasikan Dana Desa dan program dalam Dana Alokasi Khusus juga akan memacu konsumsi. Pasalnya, program pemerintah bakal meningkatkan produktivitas masyarakat yang berujung pada kenaikan pendapatan.
Ia juga berharap pemerintah menjaga nilai inflasi tetap rendah. Pasalnya, kenaikan harga untuk kebutuhan pangan dan energi bakal menahan tingkat konsumsi masyarakat.