Selain Jepang, Tiongkok Ingin Biayai Proyek Tol Padang-Pekanbaru
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan Tiongkok tertarik membiayai proyek tol Pekanbaru-Padang. Direktur Jenderal Bina Marga Arie S. Moerwanto mengatakan salah satu fase tol yang diminati Tiongkok adalah pembangunan terowongan.
Sebelumnya Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) juga ingin mendanai proyek ini. Arie mengatakan Kementerian PUPR nantinya akan memilih tawaran mana yang lebih baik. "Mereka ingin kerjakan (terowongan Pekanbaru-Padang). Nanti kami kompetisikan," kata Arie usai penandatangan perjanjian pinjaman tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (24/11).
Adapun pada hari ini China Exim Bank dan Kementerian PUPR bersepakat untuk memberi pinjaman pekerjaan proyek tol Cisumdawu Seksi I fase III. Nilai pinjaman perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak mencapai Rp 2,2 triliun. Adapun panjang Seksi I tol yang akan dikerjakan ini mencapai 10,5 kilometer.
(Baca: Tiongkok Beri Utang Rp 2,2 Triliun untuk Proyek Tol Cisumdawu)
Terkait proyek tol Padang-Pekanbaru, bulan lalu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihak Jepang melalui JICA akan memberi pinjaman sebesar US$ 700 juta atau setara Rp 9,5 triliun. Utang ini akan digunakan untuk mengerjakan proyek jalan tol Padang-Pekanbaru.
Rinciannya terdiri dari US$ 300 juta untuk pembangunan terowongan serta US$ 400 juta untuk tol penghubung ruas Padang-Pekanbaru ini. Basuki menjelaskan dari total ruas tol Padang-Pekanbaru sepanjang 243 kilometer, sekitar 40 kilometer diantaranya akan didanai oleh JICA.
"Kami detailkan lagi dengan JICA dan akan dibantu," ujar Basuki. (Baca juga: Proyek Tol Pekanbaru-Padang Dibiayai dari Utang Jepang Rp 9,5 Triliun)
Proyek lain yang rencananya akan didanai JICA adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Zona 6. Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo mengatakan pembangunan zona 6 ini terdiri dari 4 tahap. Kebutuhan dana untuk pembangunan tahap pertama mencapai Rp 7,2 triliun.