Jokowi Ingin Bangun 996 Kilometer Wilayah Perbatasan Malaysia

Ameidyo Daud Nasution
15 Maret 2017, 09:38
Pasokan Elpiji Subsisdi ke Perbatasan
ANTARA FOTO/M Rusman
Tumpukan tabung Elpiji 3 kg siap diangkut ke agen distribusi di Kampung Babi Kelurahan Selisun, Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (13/3). Pasokan elpiji subsidi tersebut belum mencukupi permintaan pengguna di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin membangun kawasan sepanjang 996 kilometer di Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Sepanjang perbatasan itu, ada tiga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang akan dikembangkan yakni Entikong, Nanga Badau dan Aruk.

Jokowi menyatakan bahwa pembangunan zona inti di ketiga pos lintas batas Negara itu kini telah rampung. Namun, ia masih ingin menambahkan fasilitas seperti terminal barang atau penumpang dan pusat perdagangan pada zona pendukung di masing-masing pos.

 “Ini agar kawasan perbatasan jadi etalase terdepan bangsa,” kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas mengenai proyek strategis Kalimantan Barat di di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/2) kemarin.

(Baca juga:  Sembilan Wilayah Sudah Bisa Menikmati BBM Satu Harga)

Lebih jauh, Jokowi meminta adanya sistem pengelolaan kawasan perbatasan yang lebih terintegrasi. Sehingga, daerah sekitar pos lintas batas bisa dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. 

Selain pengembangan pos lintas batas, proyek lain yang juga akan dikerjakan di Kalimantan Barat adalah pembangunan Pelabuhan Kijing. Hanya saja, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan bahwa proyek itu masih menunggu penugasan berupa Peraturan Presiden (Perpres) untuk PT Pelindo II (Persero).

Cornelis mengatakan payung hukum tersebut baru akan diberikan dalam beberapa bulan ke depan. Cornelis mengatakan, sembari menunggu penugasan, jajarannya akan menyelesaikan aspek pembangunan lain seperti studi kelayakan. “Agustus baru ada (Perpres) penugasannya,” kata Cornelis.

(Baca juga: 3 Tim Kementerian PUPR Pantau Perkembangan Proyek Trans Papua)

Pelabuhan Kijing merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tercakup dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016. Untuk membiayai pembangunan Pelabuhan ini, Pelindo II telah menerbitkan obligasi berdenominasi mata uang asing (global bond), senilai Rp 20,8 triliun pada tahun 2015.

Selain untuk Pelabuhan Kijing, dana yang didapat dari penjualan surat utang ini akan digunakan untuk proyek pelabuhan lain. Proyek tersebut adalah Pelabuhan New Priok di Jakarta, Pelabuhan Seget, Sorong (Papua Barat), Pelabuhan Cirebon (Jawa Barat), Pelabuhan Tanjung Carat (Sumatera Selatan).

(Baca juga: Butuh Rp 287 T, Tembok Perbatasan Meksiko di Luar Perkiraan Trump)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...