Buka World Ocean Summit, Wapres JK Tekankan Penegakan Hukum

Yura Syahrul
23 Februari 2017, 11:16
Kapal ikan
Katadata | Arief Kamaludin
Penenggelaman kapal ikan ilegal, FV Viking, milik buronan Interpol Norwegia di Perairan Tanjung Batu Mandi, Pangandaran, Jawa Barat, 14 Maret 2016.
Susi ikan

Pada konferensi yang digelar untuk keempat kalinya ini, isu yang menjadi fokus pembahasan adalah pembiayaan untuk pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan. Seperti dikutip dari The Economist, penyelenggara WOS 2017, diskusi yang berlangsung akan diarahkan untuk mendorong efektivitas pemanfaatan dana, baik pemerintah maupun swasta, untuk mewujudkan ekonomi laut berkelanjutan.

Pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, yang juga disebut dengan istilah Blue Economy ini dianggap penting dan relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Laporan International Union for Conservation of Nature menyebutkan, ikan tuna di Indonesia dalam ancaman. Hal itu ditunjukkan dari tingkat eksploitasi yang sudah mencapai titik maksimum di sebagian besar laut Nusantara.

Padahal, tuna merupakan merupakan komoditas unggulan perikanan Indonesia. Dengan kontribusi mencapai Rp 6,5 triliun pada 2015, tuna adalah penyumbang nilai ekspor terbesar setelah udang. (Baca: Walton Family Kucurkan Rp 427 Miliar untuk Perikanan Indonesia)

Eksploitasi berlebihan membuat stok tuna menurun. "Indonesia menghadapi masalah overfishing dan illegal fishing,” ujar Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, di acara yang sama.

Kajian University California, Santa Barbara  dan Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan menyimpulkan, bila eksploitasi berlebihan  dibiarkan, maka tak hanya terhadap tuna, biomassa ikan di perairan Nusantara akan anjlok hingga 81 persen pada tahun 2035. Selain berdampak pada pendapatan negara, menurunnya tangkapan tuna akan menyebabkan jutaan nelayan kehilangan mata pencarian.

Di samping fokus pada pembiayaan pengelolaan laut berkelanjutan, WOS juga akan mendiskusikan sejumlah isu lainnya, termasuk sampah plastik. Luhut mengatakan, selain penangkapan ikan ilegal, sampah plastik merupakan ancaman yang harus diatasi. Dalam laporannya, United Nations Development Programme menyebutkan Indonesia adalah salah satu penyumbang terbesar sampah plastik di laut.

Laporan dan Penulis: Jeany Hartriani (Nusa Dua)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...