Kemenperin Usulkan Pengembangan Pesawat Masuk Proyek Strategis
Pemerintah berencana menambah jumlah proyek yang akan masuk dalam daftar proyek strategis pemerintah. Kementerian Perindustrian pun mengusulkan pengembangan dua pesawat terbang lokal yakni R-80 serta N-245 masuk dalam revisi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Telekomunikasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan dua proyek pengembangan pesawat ini dianggap cukup strategis. Alasannya proyek ini bisa meningkatkan kemandirian Indonesia dalam penyediaan pesawat jarak menengah.
"Agar jangan sampai pesawat jarak menengah saja kita 100 persen (komponen) impor," kata Putu usai rapat koordinasi di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (8/2).
(Baca: Kemenhub Usulkan 4 Proyek Kereta Masuk Strategis Nasional)
Putu mengatakan untuk proyek pesawat N-245 merupakan pengembangan dari pesawat CN-235 yang dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero). Sedangkan R-80 merupakan pesawat menengah dengan daya angkut 80 hingga 100 penumpang yang dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri.
Apabila dua proyek pengembangan ini masuk revisi Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional tersebut maka akan lebih mudah mendapatkan dukungan pemerintah. Dukungan yang dimaksud Putu adalah fasilitas pengujian prototipe serta jaminan lainnya sebagai proyek strategis nasional.
"Apalagi prototipe itu ada dua, satu di darat dan satu lagi untuk diterbangkan," katanya.
Dengan masuknya dua proyek ini dalam taraf strategis, maka dirinya menargetkan pengembangan prototipe akan dimulai pada awal 2017 mendatang. Dirinya juga menargetkan akhir 2019 kedua pesawat itu dapat segera terbang. Saat ini prototipenya sedang dibuat.
(Baca: PUPR Usulkan Tiga Ruas Tol Sumatera Masuk Proyek Strategis)
Selain pengembangan pesawat, Kementerian Perindustrian juga akan mengusulkan proyek lain, seperti pengembangan infrastruktur di enam kawasan industri. Beberapa kawasan industri yang perlu dukungan adalah kawasan industri di Dumai serta Java Integrated Industrial and Port Estate di Surabaya.
"Jadi nanti ada Detail Engineering Design (DED) lagi serta studi kelayakan," katanya. Ini dilakukan untuk memastikan proyek ini layak menjadi proyek strategis nasional.
Direktur Program Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Rainier Haryanto mengatakan revisi PSN dilakukan karena beberapa hal. Salah satunya karena ada 16 proyek yang saat ini sudah selesai pembangunannya. Namun, dia juga tidak menampik adanya proyek yang perlu dievaluasi.
"Jadi pergantiannya bisa kurang atau bisa lebih dari 16. Kami masih tunggu usulan Kementerian dan Lembaga (K/L),” ujarnya. (Baca: Ada Kendala, Sejumlah Proyek Strategis Berpotensi Dipangkas)