Holcim Cari Pinjaman Rp 2 Triliun
KATADATA ? PT Holcim Indonesia Tbk mencari pinjaman baru senilai Rp 2 triliun. Perseroan akan memakan dana tersebut untuk pembayaran utang (refinancing).
Kent Carson, Direktur Keuangan Holcim, menuturkan perseroan menargetkan dapat memperoleh pinjaman tersebut pada November 2014. Dari dana tersebut, Rp 1,2 triliun akan dipakai untuk refinancing, sedangkan sisanya untuk menambah belanja modal atau capital expenditure (capex).
?Belum bisa kami sebut karena sedang tahap finalisasi,? kata dia dalam paparannya di acara Investor Summit 2014, di Jakarta, Kamis (18/9).
Dia mengatakan fasilitas kredit yang akan dilunasi berasal dari perbankan asing dan lokal, yang memiliki tenor antara 3-4 tahun.
Dalam laporan keuangan kuartal II, perseroan memiliki pinjaman bank jangka pendek senilai Rp 900,97 miliar dan pinjaman jangka panjang senilai Rp 2,6 triliun.
Saat ini, Holcim juga tengah menyelesaikan pembangunan pabrik Tuban 2. Rencananya pabrik berkapasitas 1,7 juta ton per tahun tersebut mulai beroperasi pada 2015. Nilai investasi pabrik tersebut mencapai US$ 315 juta.
Holcim juga sudah mengoperasikan tiga pabrik semen, yakni di Narogong, Jawa Barat, kemudian di Cilacap, Jawa Tengah, dan pabrik Tuban 1 di Jawa Timur. Selain itu, perusahaan juga memiliki fasilitas penggilingan semen di Ciwandan, Banten, dengan total kapasitas gabungan per tahun sebesar 11 juta ton semen.
Sementara itu, imbas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat Holcim sudah menaikkan harga jual pada tahun ini sebesar 4 persen.
Patrict Walser, Strategy, Business Development & Innovation Director, mengatakan kenaikan harga jual untuk mendorong pertumbuhan pendapatan sampai akhir tahun. Ini dilakukan untuk menjaga margin laba yang berpotensi turun akibat naiknya biaya operasional.
?Ada tekanan biaya dari kenaikan tarif listrik, ongkos distribusi, juga pelemahan rupiah,? tutur Patrict.
Pada semester I-2014, laba bersih Holcim turun menjadi Rp 449 miliar dari Rp 467 miliar pada semester I-2013.
