BKPM Telah Terbitkan 1,5 Juta NIB Melalui OSS, Mayoritas untuk UMKM
Penyaluran kredit perbankan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hanya mencapai 18,7% dari total kredit atau senilai Rp 1.127 triliun. Sementara penyerapan kredit perbankan untuk usaha besar mencapai Rp 4.773 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, salah satu alasan rendahnya kredit UMKM tersebut karena banyaknya usaha yang masih informal. Dengan kata lain, mayoritas UMKM belum memiliki nomor izin berusaha (NIB).
Oleh karena itu, Kementerian Investasi/BKPM mempermudah pelaku UMKM mendapatkan NIB melalui online single submission (OSS) agar akses pembiayaan ke sektor perbankan lebih mudah.
"Sekarang (mendapatkan NIB) tidak ada biaya, (mendaftar NIB usaha) perorangan pun sekarang 30 menit (melalui gawai) langsung (dapat sertifikasi) SNI dan sertifikat halal," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (6/6).
Bahlil mencatat, total NIB yang telah diterbitkan melalui OSS sejak 9 Agustus 2021 telah mencapai 1,5 juta unit. Menurutnya, sebanyak 98% dari 1,5 juta NIB tersebut diterbitkan untuk pelaku UMKM.
Dengan demikian, pelaku UMKM dapat lebih mudah menjadi usaha formal dengan mendapatkan NIB. Bahlil mengataka, salah satu target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo terkait UMKM adalah meningkatkan porsi penyaluran kredit perbankan ke UMKM menjadi 30% pada 2023-2024.
Artinya, kata Bahlil, total kredit yang harus disalurkan sektor perbankan ke pelaku UMKM mencapai Rp 1.700 triliun. Angka tersebut naik Rp 573 triliun atau 50,84% dari posisi saat ini.
"Itu pekerjaan besar Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang menahkodai bank-bank (yang tergabung dalam) Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), milik pemerintah, untuk segera mengeksekusi," kata Bahlil.
Bank Himbara itu adalah PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara (BTN). Adapun, bank yang memiliki fokus penyaluran kredit ke pelaku UMKM adalah BRI.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan target akhir kontribusi penyaluran kredit perbankan ke UMKM adalah 50% dari total kredit perbankan. Salah satu strategi yang dilakukan adalah menaikkan pagu kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun ini menjadi RP 338 triliun dari capaian tahun lalu RP 260 triliun.
"Saya yakin melalui proses yang dimudahkan dengan sistem OSS dan NIB ini, pembiayaan UMKM yang selama ini sulit mendapatkan data, sekarang lebih terbuka," kata Erick.
Erick mengatakan, pelaku UMKM cenderung tumbuh saat kondisi ekonomi yang tidak nyaman. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan nasababah pembiayaan ultra mikro PNM Mekaar oleh BRI.
Total pagu yang ditawarkan dalam program PNM Mekaar mencapai Rp 4 juta dan tanpa mensyaratkan agunan. Erick mencatat nasabah program kredit tersebut naik selama 2021 menjadi 7,1 juta nasabah dari tahun sebelumnya sebanyak 6,2 juta nasabah.
"Tingkat kemacetan (kreditnya) hanya 0,13%. Artinya, in pondasi yang kuat, cuman selama ini datanya belum sinkron. Itulah terbobosan Pak Bahlil dan Pak Teten untuk (data UMKM) disinergikan dengan kami (untuk mendapatkan) data yang akurat akan mempermudah akses pembiayaan," kata Erick.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penyaluran kredit UMKM dari bank umum pada 2021 mencapai Rp1.221,02 triliun. Jumlah itu meningkat 12,19% dari tahun 2020 yang berjumlah Rp1.088,33 triliun.