73% Masyarakat Desa Diprediksi Pindah ke Kota, KUR UMKM Jadi Sorotan

Intan Nirmala Sari
3 Juli 2022, 16:07
UMKM, KUR, kredit, update me
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja melayani pembeli di salah satu warteg di Jakarta, Senin (20/7/2020). Pemerintah meluncurkan penjaminan kredit modal kerja untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional. PT Jamkrindo dan PT Askrindo telah ditugaskan melalui Keputusan Menteri Keuangan untuk menjamin pelaku usaha UMKM atas kredit modal kerja

Menteri BUMN, Erick Thohir memprediksi 73% masyarakat Indonesia bakal berpindah dari desa ke kota pada 2045. Kondisi tersebut menyoroti pentingnya penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR, dan pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di perkotaan untuk terus dilakukan.

Erick menargetkan penyaluran KUR bagi pelaku UMKM di Indonesia bisa mencapai Rp 338 triliun. Adapun sejauh ini, penyaluran KUR baru mencapai Rp 260 triliun. 

Advertisement

"Kita sekarang coba bertahap menargetkan sampai 30 % (penyaluran KUR) dan kita berharap terus naik ke 50 % dan kedepannya seperti negara tetangga," kata Erick di Universitas Padjadjaran, Minggu (3/7).

Di samping itu, Erick mengatakan penyaluran pinjaman permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank negara, kepada pelaku UMKM harus diiringi dengan pembinaan kualitas produksi. Dia mencontohkan Bank Mandiri sebagai salah satu yang fokus menyalurkan kredit untuk UMKM di perkotaan, telah mencoba mendekati warung-warung yang biasa menjadi tempat makan para pekerja lepas.

Menurutnya, kualitas hidangan di warung makan itu sangat penting untuk menjaga kesehatan para pekerja tersebut. "Mayoritas warung di kota itu 60 % yang makan itu (pekerja) informal, artinya itu para pegawai yang kerja harian. Kalau mereka sakit, artinya apa? Itu keluarganya enggak makan di hari itu," kata ujarnya.  

Untuk itu, Menteri BUMN mendorong penyaluran KUR diiringi pendampingan, agar UMKM khususnya di bidang kuliner bisa mendapatkan bahan baku berkualitas. "Jangan karena keterbatasan dana, mereka membeli bahan baku untuk diolah, tapi dengan kualitas yang rendah," kata Erick.

Halaman:
Reporter: Antara
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait

Advertisement