Tekan Harga Tiket, Pemerintah Dorong Penambahan Frekuensi Penerbangan

Andi M. Arief
15 Juli 2022, 23:00
Penumpang pesawat udara berjalan membawa barang bawaan di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (6/7/2022). Pengelola Bandara Bali menargetkan 9 juta orang penumpang sepanjang tahun 2022 dan pada periode Januari-Ju
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Penumpang pesawat udara berjalan membawa barang bawaan di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (6/7/2022). Pengelola Bandara Bali menargetkan 9 juta orang penumpang sepanjang tahun 2022 dan pada periode Januari-Juni 2022 telah melayani sebanyak 4,2 juta orang penumpang.

Pemerintah mendorong maskapai dalam negeri untuk menambah frekuensi penerbangan domestik. Penambahan frekuensi penerbangan tersebut diharapkan bisa menekan harga tiket pesawat yang mahal akibat kenaikan avtur.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga S Uno mengatakan, peningkatan frekuensi penerbangan akan membuat pengoperasian bandara makin efisien. Saat ini, setidaknya ada tiga maskapai yang telah berkomitmen untuk menambah jumlah penerbangan domestik, yaitu PT AirAsia Indonesia, Lion Air Group, dan PT Pelita Air Services (PAS).

"Dengan penambahan jumlah penerbangan dan penambahan jumlah kursi, harga tiket tidak makin mahal," kata Sandiaga di Jakarta, Jumat (15/7).

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara  (BUMN),  Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan bahwa pihaknya berencana menambah frekuensi penerbangan milik PT Garuda Indonesia dan PAS. Aksi korporasi tersebut rencananya dilakukan pasca proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) Garuda Indonesia rampung.

"(Dengan penambahan) flight dari Garuda dan Pelita, (tantangan) keterbatasan pesawat bisa kami atasi menjelang akhir tahun ini," kata Wakil Menteri BUMN  Kartika Wirjoatmodjo dalam Konferensi Pers Rakornas Pengembangan 5 DPSP Semester I 2022, Jumat (15/7).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah akan berhati-hati dalam mengatur harga bahan bakar minyak (BBM), termasuk avtur. Luhut menyebutkan akan bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat di Bali untuk membahas industri BBM dunia dalam waktu dekat.

"Mereka juga takut kalau harga minyak naik US$ 200 per barel karena Rusia mengurangi ekspornya 3 juta barel. Semua (negara) akan kena. Tidak akan ada yang buru-buru," kata Luhut.

Mengutip data Pertamina, harga rata-rata avtur di Bandar Udara Soekarno-Hatta sudah naik 55,38% selama periode Januari-Juni 2022. Pada Januari 2022 harga rata-rata avtur tercatat sebesar Rp10.654,98/liter.

Pada bulan-bulan berikutnya, harga avtur terus naik hingga mencapai Rp16.555,88/liter pada Juni 2022. Untuk periode 15-31 Juli 2022, harga avtur bahkan diperkirakan kian tinggi hingga Rp17.362,8/liter.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...