Perusahaan Adik Prabowo Subianto Angkut Gandum dari Ukraina dan Rusia
Konglomerat asal Indonesia dan perusahaan AS-Swiss mengangkut gandum dari pelabuhan Ukraina dan Rusia. Nikkei Asia menyebutkan perusahaan pembawa gandum ini dimiliki Hashim Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.
Sebanyak 50.000 ton biji-bijian dibawa kapal M/V Riva Wind, tiba di Istanbul pada hari Selasa. Kapal ini menempuh perjalanan sekitar dua hari dari Pelabuhan Chornomorsk, dekat kota Odesa di Ukraina, menuju Iskenderun, Turki.
Kapal berbendera Kepulauan Marshall, milik perusahaan perdagangan pertanian AS-Swiss Harvest Commodities, terjebak di Ukraina sejak Februari ketika Rusia melancarkan invasi ke negara itu.
Kapal itu membawa gandum untuk Harvest dan Comexindo International, anak perusahaan dari Grup Arsari Indonesia, yang bergerak di bidang agribisnis, pertambangan dan perdagangan. Arsari ini dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo.
Kapal Harvest lainnya, M/V Arizona, berangkat dari Chornomorsk pada hari Senin dan membawa 49.000 ton jagung untuk Comexindo dan Harvest. Kapal menuju Irak, melalui Turki.
Kedua perusahaan juga memuat gandum Rusia menggunakan dua kapal yakni M/V White Shark dan M/V Bronco. M/V White Shark ini memuat 25.000 ton gandum yang diharapkan berlayar ke Mesir pada hari Senin. Sedangkan, M/V Bronco membawa 20.000 ton gandum ke Angola, juga dari Novorossiysk.
"Ini merupakan pengiriman pertama dari banyak pengiriman di mana PT Comexindo International membeli biji-bijian dari petani Rusia dan Ukraina dan menjualnya ke pembeli internasional," kata perusahaan itu dalam pernyataan bersama.
Djojohadikusumo mengatakan Indonesia akan tetap menjadi pihak netral dalam perang. Dia mengatakan Comexindo dapat mengirim biji-bijian sebagai hasil dari misi diplomatik Presiden Indonesia Joko Widodo ke Kiev dan Moskow pada akhir Juni.
Jokowi ketika itu bertemu secara terpisah dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin pun setuju untuk membuka rute Laut Hitam untuk ekspor gandum Ukraina.
Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan pada 22 Juli untuk membuka kembali rute tersebut, dengan ditengahi PBB dan Turki. Langkah ini meningkatkan harapan bahwa harga gandum internasional akan turun dan meredakan krisis pangan global.
Setelah kesepakatan itu, The Associated Press melaporkan pekan lalu bahwa sebuah kapal kargo berbendera Sierra Leone yang membawa jagung berangkat dari Odesa ke Lebanon. Pengiriman gandum Ukraina ini merupakan yang pertama sejak perang dimulai.